Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp1,38 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa, dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp5,53 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah dana diserap masih di bawah target indikatif sebesar Rp8 triliun.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS03112018 mencapai Rp0,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,40385 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 3 November 2018 sebesar Rp3,43 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 4,34375 persen dan tertinggi 5,59375 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS016 sebesar Rp0,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,21235 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2020 ini mencapai Rp0,84 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,1875 persen dan tertinggi 7,03125 persen.
Untuk seri PBS002, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,38 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,5926 persen dan tingkat imbalan 5,45 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 ini mencapai Rp0,685 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,53125 persen dan tertinggi 6,96875 persen.
Untuk seri PBS017, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,19918 persen dan tingkat imbalan 6,125 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 ini mencapai Rp0,112 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,96875 persen dan tertinggi 7,75 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk seri PBS012, PBS004 dan PBS015 meski penawaran yang masuk masing-masing mencapai Rp0,111 triliun, Rp0,063 triliun dan Rp0,283 triliun.
Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp6,35 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara pada Selasa (17/4) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp10,1 triliun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018