Kendari (ANTARA News) - PT (Persero) Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menata kawasan pelabuhan untuk pemanfaatan ekonomi berbasis kuliner yang efisien.
Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Tengara Hado Hasina di Kendari, Rabu, mengatakan usaha kuliner di kawasan pelabuhan strategis untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Tidak ada pelabuhan di Indonesia, bahkan dunia yang sepi sehingga tepat adanya pendapat yang menyebutkan perputaran uang terbesar dalam kehidupan adalah kawasan pelabuhan. Bukan pasar moderen atau Perbankan yang elite," kata Hado.
Pelabuhan penyeberangan feri Labuan (Kabupaten Buton Utara) - Amolengo (Kabupaten Konawe Selatan} strategis karena menghubungkan beberapa daerah tujuan dan asal, yakni Konawe Selatan, Kota Kendari, Kota Bau Bau, Kabupaten Buton. Buton Tengah, Buton Selatan dan Wakatobi.
"Aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang di pelabuhan penyeberangan Amolengo - Labuan sekitar 700 orang setiap hari. Mobilisasi roda empat dan roda dua terus meningkat," tambahnya.
Pantauan di pelabuhan penyeberangan Labuan bahwa kegiatan penimbunan untuk terminal dan lokasi kuliner oleh pihak ketiga atau kontraktor sedang digenjot.
"Pelabuhan jangan hanya didefenisikan sebagai tempat menaikkan dan menurunkan barang dan penumpang tetapi pelabuhan mengembang fungsi lebih luas. Kalau kawasan pelabuhan sudah ditunjang dengan kuliner, pusat perbelanjaan, stasiun pompa besin dan pedagang buah maka ke depan pelabuhan akan diminati investor," kata Hado.
Komisi III DPRD Sultra Mardaming mengapresiasi inovasi kawasan pelabuhan untuk pengembangan ekonomi berbasis kuliner karena memberdayakan masyarakat.
"Pelaku kuliner warung sederhana, warung ikan bakar atau warung kopi adalah warga yang tinggal sekitar kawasan pelabuhan sehingga merasakan manfaat kehadiran pelabuhan," kata politisi Partai Hanura.
Pewarta: Sarjono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018