Kalau tekanan kursnya berjalan terus, pasti `adjustment`nya di tingkat bunga."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai penyesuaian suku bunga acuan bisa menjadi salah satu cara untuk meredam perlemahan rupiah yang terpengaruh oleh tekanan global.
"Itu salah satu cara yang biasanya berpengaruh kepada meredam atau memperlambat, kalau bisa menghentikan kurs," kata Darmin di Jakarta, Rabu.
Darmin mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini bisa menahan depresiasi rupiah agar tidak terus-terusan terpengaruh oleh sentimen positif dari membaiknya perekonomian AS.
"Kalau tekanan kursnya berjalan terus, pasti `adjustment`nya di tingkat bunga," katanya.
Sebelumnya, pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengatakan kenaikan suku bunga acuan bisa menjadi upaya jangka pendek yang dilakukan bank sentral untuk menekan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menyentuh Rp13.900.
"Jangan alergi dengan menaikkan suku bunga karena ini bagian dari taktik jangka pendek," kata Tony.
Tony mengatakan kenaikan suku bunga acuan dari saat ini sebesar 4,25 persen bisa menjadi alternatif bank sentral untuk menjaga fluktuasi kurs rupiah agar tidak sepenuhnya bergantung dari cadangan devisa.
"Kalau naik setidaknya 25 basis poin, mudah-mudahan rupiah masih terselamatkan," kata pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini.
Ia meyakini dengan kenaikan suku bunga acuan tersebut maka pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS dapat lebih terkendali.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018