Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan investasi industri plastik dan karet di dalam negeri, mulai dari sektor hulu sampai hilir guna memperkuat struktur manufaktur tersebut agar mampu mendongkrak nilai tambah dan mengurangi bahan baku impor.

“Industri plastik dan karet merupakan backbone yang sangat terkait dengan industri-industri lain sehingga dapat menopang pembangunan nasional,” kata Sekjen Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Rabu.

Dalam upaya menarik investor, menurut Haris, pemerintah telah mengeluarkan berbagai program dan kebijakan strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memberikan kemudahan untuk beragam perizinan.

“Misalnya, insentif bagi industri padat karya berorientasi eskpor serta industri yang mengembangkan inovasi dan vokasi. Kemenperin juga telah memfasilitasi beberapa pembangunan kawasan industri yang terpadu, terutama di luar Jawa,” ungkapnya.

Sekjen menyebutkan, peran penting produk plastik dan karet karena dibutuhkan sektor-sektor manufaktur strategis secara terintegrasi, antara lain industri pangan, permesinan, otomotif, dan elektronika.

“Untuk itu, berdasarkan UU Perindustrian dan RIPIN, pemerintah dan stakeholders bersinergi dalam memacu produktivitas dan daya saing industri tersebut,” ujarnya.

Pengembangan industri plastik dan karet di Indonesia diyakini masih cukup prospektif.

Saat ini, potensi industri plastik nasional, didukung dengan jumlah 925 perusahaan yang memiliki total produksi mencapai 4,68 juta ton per tahun untuk berbagai produk plastik dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 37.327 orang.

“Sekarang permintaan produk plastik nasional sebesar 4,6 juta ton, meningkat lima persen dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya. Haris berharap, produk plastik lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu bersaing di pasar internasional.

Sementara itu, untuk komoditas karet, Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi sebesar 4 juta ton per tahun. Produksi karet alam nasional masih dapat ditingkatkan mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hectare.

Selain itu, didukung oleh program penelitian dan pengembangan (litbang) yang dilakukan oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun pihak swasta.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018