Jakarta (ANTARA News) - DPP PDI Perjuangan berpandangan pentingnya pendidikan kebangsaan yang didasarkan pada rasa cinta tanah air, budi pekerti, dan berorientasi pada lahirnya manusia unggul lahir dan batin, yang menjadi ciri Taman Siswa.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengatakan hal itu melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu, menyikapi peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei.
Menurut Hasto Kristiyanto, bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan yang berpotensi terjadi pembelahan identitas dan mengikis rasa persatuan bangsa.
"Diperlukan pendidikan kebangsaan yang berpijak pada rasa cinta tanah air, budi pekerti, dan berorientasi bagi lahirnya manusia unggul lahir dan batin, seperti ciri Taman Siswa," katanya.
Hasto menegaskan, Pendidikan Indonesia harus mampu mengatasi berbagai paham sektarian, radikalisme, dan berbagai hal yang bertentangan dengan Pancasila.
Politik pendidikan, kata dia, harus mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun peradaban, dan melahirkan kesadaran menjadi manusia yang bertanggung jawab, sebab pendidikan adalah alat pembebasan dari berbagai keterbelakangan.
Menurut Hasto, terkait dengan hal tersebut, pada setiap peringatan Hardiknas, agar selalu mengutamakan keteladanan Ki Hadjar Dewantara, yang membangun pendidikan di Indonesia.
"Tokoh pendiri Taman Siswa itu dikenal dekat dengan Bung Karno. Bahkan sebelum beliau wafat, Ki Hadjar Dewantara berpesan kepada Bung Karno agar gelora Taman Siswa terus hidup, bersemi dan berkembang di Indonesia Raya, sebagai metode pendidikan yang menekankan pada rasa cinta tanah air, cinta kebudayaan nusantara, dan cinta pada alam lingkungan hidup," katanya.
Menurut Hasto, pendidikan di Taman Siswa juga diajarkan dasar kepemimpinan dan bagaimana membangun teladan dalam kehidupan yang berpijak pada budaya bangsa.
Pada peringatan Hardiknas tahun 2018 ini, PDI Perjuangan mengajak seluruh bangsa Indonesia agar mengembalikan ingatan Taman Siswa sebagai metode pendidikan khas Indonesia.
Banyak tokoh dan seniman besar lahir dari Taman Siswa, seperti seniman Betawi Benyamin Sueb, Butet Kertaradjasa, Ateng, dan tokoh pendidikan ternama Ki Said Reksohadiprodjo.
"Dari Taman Siswa kita belajar bagaimana sebuah pendidikan dapat membangun kehidupan dengan dasar paling awal kesadaran cinta tanah air. Dari sinilah konsep sebuah bangsa dapat dibangun," katanya.
Pada konteks pendidikan kekinian, PDI Perjuangan memberikan dukungan terhadap upaya pengembangan platform pendidikan digital.
Partai, kata dia, menjadi pendorong pembaharuan dan penggerak intelektualitas di tengah masyarakat.
"Dengan platform digital, maka pendidikan untuk semua yang berkeadilan dapat dihadirkan," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018