Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BRISyariah Tbk meraih pernyataan efektif penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 April 2018.
"Melalui IPO ini, selain mendapatkan dana segar untuk penguatan modal perusahaan, kami juga akan mendapatkan status perusahaan publik di mana kami akan mempraktikkan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dan meningkatkan manajemen resiko agar dapat membawa berkah dan menjaga amanah kepada seluruh masyarakat serta stakeholders perusahaan," kata Direktur Utama BRISyariah Moch. Hadi Santoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, aksi korporasi BRISyariah ini bertujuan memberikan kontribusi kepada perekonomian bangsa lewat tumbuhnya ekonomi syariah di mana BRISyariah fokus meningkatkan pembiayaan syariah untuk pembangunan dan konsumsi.
Ia mengemukakan sekitar 80 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan, sekitar 12,5 persen untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi, dan sekitar 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang dari Sabang sampai Merauke.
"Kami ingin menjadi `Game Changer` bagi perbankan syariah melalui akselerasi ekspansi bisnis syariah, terutama dalam peningkatan pembiayaan," kata Hadi.
Ia menambahkan dengan go public dan dukungan laba perusahaan, kekuatan modal perusahaan akan masuk bank kategori BUKU III sehingga memudahkan dalam mengembangkan produk dan jaringan.
"Dengan harga saham yang kami tetapkan, kami optimistis, IPO ini dapat memiliki daya tarik lebih untuk para investor, yang dapat menikmati nilai tambah dari investasinya pada saham BRISyariah," katanya.
BRISyariah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi, yaitu Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan IndoPremier Sekuritas. Harga saham BRISyariah pada penawaran perdana ini adalah Rp510 per saham.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018