Beijing (ANTARA News) - China tahun ini akan menjadi tuan rumah pertemuan ke-9 Komisi Bersama bidang ekonomi, perdagangan dan kerjasama teknik antara Indonesia dengan China.
"Tahun ini giliran China yang akan bertindak sebagai tuan rumah pertemuan ke-9 Komisi Bersama RI-RRC setelah tahun lalu Indonesia sebagai tuan rumah," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Rabu.
Menurutnya, antara kedua negara saat ini masih terus mematangkan sejumlah masalah perdagangan, ekonomi serta kerjasama teknik yang kemungkinan bisa ditingkatkan antara RI dengan RRC mengingat masih banyak peluang yang bisa digarap.
"Bentuk-bentuk kerjasama bidang diantara kedua negara, khususnya dibidang ekonomi masih terus dibahas dan disusun sehingga nanti bisa disepakati saat pertemuan komisi tahun ini di China," kata Oemar.
Menurut catatan ANTARA News, pertemuan Komisi Bersama ke-8 antara RI-China tahun 2006 dilangsungkan di Bali pada bulan Oktober, ketika Mendag Mari Elka Pangestu dan Mendag Bo Xilai memimpin delegasi masing-masing negara dalam pertemuan itu.
Pertemuan saat itu dihadiri oleh wakil-wakil dari instansi pemerintahan terkait serta beberapa gubernur dari beberapa propinsi di Indonesia dan China.
Pada pertemuan di Bali tahun lalu ditandatangani empat nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara, yaitu MoU mengenai Kerjasama Website Ekonomi dan Perdagangan RI-China dan MoU mengenai Pendirian Komite Promosi Kerjasama Investasi.
Juga MoU mengenai produk kakao dibawah kesepakatan penurunan tarif barang (EHP) Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA), dan MoU mengenai kerjasama teknis pemberian bantuan hibah menanggulangi dan mencegah flu burung.
Dalam pertemuan tahun lalu juga diadakan pertukaran nota tentang bantuan hibanh berupa pelatihan untuk meningkatkan kapasitas di bidang pengelolaan kerjasama ekonomi dan perdagangan.
Pertemuan komisi bersama itu membahas upaya mencapai target volume perdagangan kedua negara sebesar 30 miliar dolar AS tahun 2010 yang dicanangkan Presiden Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007