Naypyidaw, Myanmar (ANTARA News) – Myanmar harus mengadakan "penyelidikan yang layak" atas dugaan kekejaman terhadap muslim Rohingya, ungkap seorang utusan Dewan Keamanan PBB setelah kunjungan diplomatik tingkat tinggi ke daerah konflik itu 1 Mei kemarin.
"Untuk memiliki pertanggungjawaban, harus ada penyelidikan yang tepat," kata duta besar Inggris untuk PBB Karen Pierce kepada wartawan, setelah mengunjungi dua kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh dan negara bagian Rakhine yang bergolak di Myanmar tempat mereka diusir.
Sehari sebelum itu, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menerima delegasi Dewan Keamanan PBB dalam kunjungan diplomatik paling tinggi sejak dimulainya krisis Rohingya, yang mencakup kunjungan singkat ke negara bagian Rakhine yang dilanda kekerasan.
Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar yang mayoritas beragama Budha, telah banyak dikritik dari luar negeri karena kegagalannya untuk berbicara kepada muslim Rohingya atau menolak secara terbuka mengecam tentara karena mengusir Rohingya keluar dari negara itu.
Senin sore lalu , dia memimpin pertemuan 15 delegasi PBB, menurut foto-foto Kementerian Informasi, saat PBB mencoba untuk memberi tekanan lebih terhadap Myanmar untuk memungkinkan pengungsi kembali dengan selamat, demikian AFP.
Baca juga: Delegasi PBB bertemu Suu Kyi bahas krisis Rohingya
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018