Di antara oposisi, terlihat bahwa hanya dan hanya Partai Saadet yang dapat menyentuh pemilih konservatif dan religius."

Istanbul (Antara/Reuters) - Partai Islam kecil Turki pada Selasa mengatakan akan mengajukan calon dalam pemilihan dini presiden pada 24 Juni, yang berpeluang menyedot suara penentang Presiden Tayyip Erdogan dan menghentikannya dari kemenangan langsung dalam putaran pertama.

Partai Saadet atau Partai Kebahagiaan, yang tidak pernah menerima cukup suara untuk memasuki parlemen sejak dibentuk pada 2001, mencalonkan ketuanya, Temel Karamollaoglu, menjadi presiden, kata partai itu.

Karamollaoglu perlu mengumpulkan 100 ribu tanda tangan pada 9 Mei untuk pemilihan itu agar disetujui Dewan Pemilihan Tinggi Turki.

Partai tersebut menjadi sekutu tidak terduga, namun kritis bagi oposisi sekuler Turki dalam pemilihan umum mendatang, setelah menolak seruan Partai AK penguasa (AKP) untuk bergabung dengan aliansi elektoral, yang dibuatnya dengan kelompok terkecil parlemen, Partai Gerakan Nasionalis (MHP).

Partai Saadet berbagi akar Islamis dengan AKP dan pengamat mengatakan bahwa masuknya mereka dalam pertarungan politik, membantu oposisi dengan menarik pemilih dari basis AKP dan memaksa putaran kedua diadakan pada pemungutan suara.

"Di antara oposisi, terlihat bahwa hanya dan hanya Partai Saadet yang dapat menyentuh pemilih konservatif dan religius," kata ketua jajak pendapat "Gezici," Murat Gezici.

Dia mengatakan, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Partai Saadet memiliki 1-2 persen dari total suara, tetapi dapat menarik hingga 8-10 persen pemilih AKP, meningkatkan kemungkinan putaran kedua.

Untuk menang di babak pertama, seorang kandidat membutuhkan lebih dari 50 persen suara. Jajak pendapat menunjukkan putaran kedua kemungkinan akan terjadi dan akan diadakan pada 8 Juli jika perlu.

Erdogan telah memenangkan hampir puluhan pemilihan dan mendominasi politik Turki sejak AKP yang berakar Islamis mendapatkan kekuasaan pada 2002.

Mantan presiden Abdullah Gul, salah satu anggota pendiri AKP, pada akhir pekan mengatakan dia tidak akan menjadi kandidat, mengakhiri spekulasi berminggu-minggu bahwa dia akan mencalonkan diri untuk Partai Saadet.

Pemilihan umum tersebut akan menandai transisi Turki menjadi kepresidenan dengan mayoritas kekuatan eksekutif baru - yang ditentang Partai Saadet - dalam referendum yang nyaris disetujui tahun lalu.

Meskipun kedua partai itu lahir sebagai hasil dari gerakan Islamis yang sama, Karamollaoglu telah mengkritik penanganan ekonomi dan penumpasan AKP di bawah keadaan darurat sejak kudeta pada Juli 2016.

Berbicara pada Selasa di depan poster dengan gambarnya di samping kata-kata, "Presiden Bijaksana untuk Turki", Karamollaoglu fokus pada kurangnya kebebasan pribadi di Turki.

"Pada intinya, masalah di negeri ini bukan sayap kanan-kiri. Masalah di negeri ini bukan masalah konservatif atau liberal. Masalah di negara ini adalah tentang penindas dan yang tertindas," katanya.

(Uu.KR-DVI/B002)

Pewarta: LKBN Antara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018