Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang investor swasta Selandia Baru untuk menanamkan modalnya di Indonesia, menyusul makin kondusifnya iklim investasi dan bisnis di tanah air. "Kerjasama di bidang investasi kedua negara menurun, sehingga perlu didorong peningkatan keterlibatan swasta ke dua negara," kata Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers, ketika menerima PM Selandia Baru Helen Elizabeth Clark, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. Presiden Yudhoyono menjelaskan dirinya bertemu empat mata dengan PM Helen Elizabeth Clark membicarakan berbagai kerjasama bilateral. Kedua negara juga sepakat meningkatkan kerjasama di berbagai bidang seperti keimigrasian dan kerjasama mengatasi kejahatan pencucian uang (money laundering), kata Kepala Negara. Di bidang perdagangan, kata Presiden, nilai perdagangan kedua negara pada 2006 mencapai 654 juta dolar AS. "Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan tumbuh signifikan atau rata-rata 23 persen per tahun," ujar Presiden. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan kedua negara sebesar 654 juta dolar AS itu terdiri atas ekspor 320 juta dolar AS, dan impor 334 juta dolar AS. "Indonesia menjadi tujuan ekspor terbesar Selandia Baru di antara negara-negara Asia Tenggara, sedangkan Selandia Baru bagi Indonesia merupakan negara asal impor keempat terbesar," kata Presiden. Selandia Baru adalah negara demokrasi parlementer dan sebuah wilayah Persemakmuran Inggris. Dengan jumlah penduduk sekitar 4,09 juta jiwa pada 2005, Selandia Baru memiliki pendapatan per kapita 24.897 dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2007