Ho Chi Minh City (ANTARA News) - Tekad membara untuk memenangi setiap laga menjadikan tim Uni Emirat Arab (UEA) kembali ke negaranya dengan kebanggaan, meski gagal masuk ke kuarter-final Piala Asia. Kemenangan Uni Emirat Arab 2-1 atas Qatar membuktikan bahwa pasukan Bruno Metsu itu mampu menunjukkan kinerja optimal di lapangan hijau. Terlebih Qatar juga menjadi pesaing utama UEA dalam ajang sepakbola di negara-negara Teluk. "Kritik bakal diterima oleh tim ini, meski saya sudah mengatakan sebelum pertandingan bahwa saya tidak ingin menjadi pecundang," kata Bruno Metsu kepada AFP. "Mereka telah menunjukkan bukti. Saya senang karena mereka membuktikannya dengan meraih kemenangan," kata pelatih berkebangsaan Prancis yang kini berusia 53 tahun. Metsu tergolong pelatih bertangan dingin karena malang melintang di sejumlah negara Teluk. Ia sukses membawa Senegal masuk kuarter-final dalam Piala Dunia 2002. Kemenangan pasukan Metsu membenamkan harapan Qatar untuk melaju ke kuarter-final. Para suporter Vietnam sontak bersorak. "Para fans Vietnam harusnya bersukaria, meski saya tidak ingin turut campur dalam perjuangan mereka," katanya Metsu kepada wartawan. "Baik Qatar maupun Uni Emirat Arab termotivasi dengan cara-nya masing-masing dan akhirnya para pemain kami memperoleh kemenangan." Ia mengatakan para pemainnya telah menunjukkan permainan yang menyerang untuk menghapus kesan miring seputar penampilan UEA selama berlangsungnya Piala Asia. UEA memperoleh hasil yang kurang menggembirakan dalam Piala Asia 2007 ini, karena gagal lolos ke kuarter-final. Padahal, negara ini mampu mencapai semi-final Piala Asia pada 1992, dan kembali gagal pada tahun 1996. Kegagalan ini tidak mengubah kontrak Metsu pada UEA sampai Piala Dunia 2010. Di Hanoi, pelatih Vietnam, Alfred Riedl, berterima kasih kepada Metsu. (*)

Copyright © ANTARA 2007