Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai prospek positif untuk rating Bank Mandiri, seiring dengan prospek negara Indonesia. Direktur Rating Untuk Lembaga Keuangan Fitch Ratings, Lai Peng Tan, dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan pemberian rating tersebut selain berdasarkan pada prospek negara Indonesia, juga terjadinya peningkatan kualitas aset yang berkelanjutan di internalnya. Fitch Ratings menyatakan selain prospek positif, pihaknya juga menilai rating beberapa aset lainnya, yaitu rating jangka panjang mata uang asing dan lokal (Issuer Default Rating) pada BB- (BB minus), rating jangka pendek pada B, dan rating nasional jangka panjang di AA (idn). Sementara itu, rating individual pada D serta rating dukungan di 4 dan dukungan minimum (Support Rating Floor) tidak berubah di B+. Namun demikian, katanya, Fitch juga memberikan catatan ada faktor risiko yang bisa berakibat negatif terhadap rating tersebut, yaitu bila kualitas aset memburuk sehubungan dengan diperbaharuinya fokus untuk ekspansi pinjaman dan jika kondisi makroekonomi memburuk. Fitch menilai di tengah kondisi ekonomi yang lebih baik dan usaha-usaha restrukturisasi yang lebih intensif di bawah manajemen yang baru, jumlah kredit bermasalah turun secara substansial per akhir Maret 2007 menjadi Rp18 triliun (17 persen dari total pinjaman kotor) dari sebelumnya Rp26,6 triliun (26,6 persen) di akhir tahun 2005. Pencadangan untuk kredit bermasalah naik menjadi 86 persen dari sebelumnya 45 persen di akhir tahun 2005. Lembaga rating internasional ini percaya bahwa Bank Mandiri akan mampu mengurangi jumlah kredit bermasalahnya menjadi sekitar 10 persen dari pinjaman total di akhir tahun 2007. Sementara itu, rasio tingkat pengembalian aset rata-rata sebelum pajak (pre-tax ROA) naik menjadi 1,1 persen di tahun 2006 (2005: 0,5 persen) dan 2,2 persen di kuartal pertama 2007 karena marjin bunga bersih yang lebih tinggi, pendapatan komisi yang stabil, dan biaya operasi yang lebih rendah. Rasio kapitalisasi tetap kuat dengan rasio kecukupan modal inti (Tier 1 CAR) dan rasio kecukupan modal total (CAR) sebesar 21,4 persen dan 26,3 persen per akhir Maret 2007, meskipun rasio tersebut dihitung tanpa mengikutkan pembagian dividen yang rasio pembayarannya terhadap keuntungan bersih telah dinaikkan menjadi 60 persen dari sebelumnya 50 persen di tahun 2005. Target CAR jangka panjang tidak berubah di 18 persen-20 persen untuk mendukung pertumbuhan bank secara organik dan non-organik. (*)
Copyright © ANTARA 2007