Jakarta (ANTARA News) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus mencermati risiko yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem keuangan Indonesia dan prospek ekonomi dengan menyiapkan sejumlah mitigasi.
"Kita terus menyiapkan berbagai hal, termasuk dari pemerintah, untuk mengantisipasi apa pun yang terjadi," kata Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers rapat berkala KSSK di Jakarta, Senin malam.
Sri Mulyani mengatakan antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah menjaga instrumen fiskal tetap kredibel dengan mendorong pencapaian pajak, memperbaiki kualitas belanja serta mengelola utang dengan hati-hati, transparan dan akuntabel.
"Kita telah mendapatkan opsi dari penerimaan pajak yang membaik pada triwulan satu 2018 dan memberikan dampak terhadap `confidence` (keyakinan) atas gejolak dari luar," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Pemerintah ikut menjaga dampak dari kenaikan harga minyak mentah internasional dan dinamika nilai tukar rupiah agar tidak menganggu pelaksanaan APBN serta kebijakan perlindungan kepada kelompok miskin dan menjaga kesehatan keuangan BUMN energi dan listrik.
Sri Mulyani menambahkan hal tersebut juga didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan agar kondisi sistem keuangan tidak terdampak oleh gejolak eksternal.
Menurut dia, KSSK juga telah menyiapkan Bond Stabilization Framework yang sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan sebagai mitigasi krisis di sektor finansial, meski untuk saat ini belum diaktifkan.
KSSK juga telah melakukan "stress test" terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan untuk melihat daya tahan perekonomian nasional dalam menghadapi tekanan global yang sewaktu-waktu dapat melanda.
"Kita semua melakukan penilaian dengan perkembangan yang ada, termasuk `stress test` untuk memberikan perhatian dan memberikan koordinasi, agar jangan sampai masyarakat dan dunia usaha panik, karena tidak ada alasan untuk panik," ujar Sri Mulyani.
Dengan pengawasan maupun kebijakan yang ada, Sri Mulyani memastikan prospek maupun fundamental ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi baik dan investor tidak perlu khawatir dengan risiko dari sisi global.
"Kita sudah berpengalaman dalam memonitor stabilitas sistem keuangan. Kondisi ekonomi akan semakin baik dan mempunyai `confidence` yang terpupuk makin kuat, kalau kita jaga bersama," katanya.
Sebelumnya, rapat berkala KSSK pada Rabu (30/4) menyatakan sistem keuangan dalam kondisi stabil dan terkendali pada triwulan I-2018 meski pasar keuangan mengalami tekanan pada akhir April yang disebabkan oleh penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia.
Meski mengalami perlemahan, kondisi rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara maju dan berkembang lainnya, karena adanya upaya stabilisasi untuk mengurangi volatilitas di pasar valas maupun pasar SBN.
Sementara itu, sejumlah risiko global menjadi perhatian utama KSSK yaitu normalisasi kebijakan moneter negara maju, perkiraan/ ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) yang lebih agresif, perang dagang AS dengan China, perkembangan harga minyak global dan instabilitas geopolitik.
Dari sisi domestik, risiko yang terus dicermati KSSK dalam waktu dekat antara lain terkait perkembangan nilai tukar serta dampaknya terhadap stabilitas perekonomian dan momentum pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.
Baca juga: Perry diharapkan jaga keberlanjutan stabilitas sistem keuangan
Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018