Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meminta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III, Sumut, berkapasitas 600 MW milik PT Inalum diserahkan ke negara guna mengatasi kekurangan pasokan listrik di Sumut dan sekitarnya. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM, J Purwono, di Jakarta, Selasa, mengatakan saat ini sistem kelistrikan di Sumut mengalami defisit 200 MW sehingga membutuhkan tambahan pasokan listrik. "Kalau sekarang Inalum tidak menghasilkan apa-apa (rugi), lebih baik PLTA-nya diambil saja untuk rakyat," katanya. Purwono menambahkan, pihaknya belum dapat kepastian apakah PLTA tersebut nantinya akan diserahkan atau tidak. Kepastian penyerahan PLTA tersebut menunggu evaluasi pemerintah atas keberadaan Inalum yang akan berakhir ijinnya tahun 2013. Purwono mengatakan, total kapasitas PLTA Asahan III 600 MW, namun hanya menghasilkan listrik 400 MW. Listrik tersebut digunakan PT Inalum untuk mengolah alumiunium. Namun, selama belasan tahun beroperasi Inalum terus menderita kerugian. Meski saat ini sudah mulai untung, keuntungan Inalum tersebut masih kecil dan hanya terjadi beberapa tahun terakhir. Keberadaan PLTA Asahan III tersebut sangat penting bagi sistim kelistrikan di Sumut. Dengan masuknya PLTA tersebut ke sistem permasalahan kelistrikan di Sumut akan terselesaikan. "Kemampuan 400 MW, besar untuk Sumut, jika itu masuk selesai urusan itu," ujarnya. Purwono mengatakan, selama ini, PT PLN (Persero) melakukan barter listrik dengan PT Inalum. Pada siang hari, PLN memasok Inalum sebesar 30 MW sebagai gantinya perusahaan tersebut memasok PLN sebanyak 90 MW pada malam hari (beban puncak). "Komitmen ini diberikan Inalum di hadapan Presiden," katanya. Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PLN, Ali Herman Ibrahim mengatakan, total beban puncak di Sumatera bagian utara (Sumbagut) 1.200 MW sementara pasokan dari pembangkit hanya 1.079 MW. Defisit pasokan mencapai 70-200 MW. "Rata-rata defisit 140 MW," katanya. Mulai Juni ini, kata Ali, PLN menyewa genset 50 MW dan September akan merelokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 35 MW dari Palembang ke Belawan. "September ini, kami juga akan percepat PLTU Belawan 4 berkapasitas 60 MW masuk sistem," ujarnya. Secara jangka panjang, lanjutnya, akan masuk pembangkit berkapasitas total 1.000 MW. Rinciannya, PLTU Labuhan Angin 2x115 MW tahun 2008, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla 2x55 MW tahun 2009-2010, dan PLTU lainnya 200 MW pada 2009.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007