Jakarta (ANTARA News) - Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam menyatakan Bekraf mendukung pertemuan startup lokal dengan investor dari Silicon Vallley dalam Global Ventures Summit (GVS) untuk untuk mendorong startup lokal tumbuh dan berkembang.

GVS 2018 sendiri diikuti sekitar 250 startup lokal terpilih mendapat kesempatan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bertemu dengan investor global.

Mereka pun menyambut antusias mengikuti program Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets GVS 2018 yang diprakarsai Parkpine Capital ini. Di mana kegiatan ini bertujuan menghubungkan stratup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley.

"Kenapa kita support GVS, karena kita ingin membangun ekosistem digital yang lengkap di Indonesia. Di sini ajang bertemunya para startup baik yang baru mulai sampai yang sudah di-inves dengan para investor," kata Muhammad Neil dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Mereka yang terpilih mendapat kesempatan mengikuti sharing dengan para pembicara internasional yang terdiri dari inkubator, accelerator, mentor, partner dan investor dalam event ini.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan ini menjadi ajang saling belajar, bertemu investor dan cara menjualnya. Sebaliknya bagi investor ini menjadi ajang belajar, terutama mereka yang selama ini berinvestasi di bisnis konvensional.

"Di sini juga ada investor yang sudah berpengalaman, mereka berbagi ilmu, pengalaman dan data-data yang bisa menjadi bahan bagi para stratup, investor dan pemerintah dalam pengembangan ekosistem digital," katanya.

Neil mengungkapkan, dibandingkan GVS tahun lalu yang diselenggarakan di Bali, peserta tahun ini lebih banyak. "Dari sisi investor memang lebih banyak di Bali, namun dari sisi startup masih lebih banyak di Jakarta. Tahun ini, startup yang hadir lebih dari 250," ujarnya.

Dia berharap dari kegiatan ini banyak startup yang berhasil mendapatkan investor dan memiliki jaringan lebih luas. "Kami berharap outputnya terjadi deal dengan investor. Kedua networking, bukan hanya dalam bentuk investasi, tapi juga teknologi yang diinginkan atau dikerjasamakan. Ketiga, Bekraf menjadi lebih tahu kondisi startup. Apa kebutuhan mereka, tidak hanya mengenai pendanaan, tapi kebijakan, standardisasi, dan aturan perlu dibenahi," katanya.

Salah satu peserta startup GVS, Permana mengatakan event ini sangat bermanfaat bagi startup lokal untuk bertukar pikiran, menambah wawasan dan bertemu dengan investor.

"Acara ini (GVS) sangat bagus terutama bagi para startup dapat dipertemukan dengan investor. Selain itu, kami juga belajar dari peserta lain. Peserta-peserta lain bisa menjalin hubungan kerja sama juga," ujar Permana, dari startup Apps:Qareer.

Hal senada disampaikan Ilham Akbar, peserta GVS dari Website Tonijoy. Dia mengaku sangat senang dapat ikut dalam seminar ini. Ilham berharap kegiatan ini dapat diselenggarakan di daerah-dearah mengingat banyak startup potensial di sana.

"Kami sangat beruntung pemerintah melalui Bekraf bisa memberdayakan startup-startup di Indonesia. Mungkin untuk ke depan, Bekraf bisa mengadakan acara-acara atau event-event di daerah pelosok yang belum terjamah karena selama ini kegiatan lebih berpusat di Jakarta. Sebenarnya banyak startup yang berpotensi di daerah-daerah Indonesia," ujarnya.

Sampai 2017, Indonesia telah mempunyai empat Unicorn (startup yang evaluasinya di atas USD1 miliar). Di mana jenis startup yang tumbuh adalah E-Commerce, On-Demand Service dan Fintech. Untuk 2018 jenis startup baru adalah Logistic, Digital Enabler, Talent Scouting, Agriculture beserta penggunaan teknologi IOT, blockchain dan Artificial Intellegence.

Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018