Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal HM Lukman Edy mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dituntut kearifan semua pihak termasuk Gus Dur dan mengembalikan persoalan itu ke dalam AD/ART serta peraturan partai. Mantan Sekjen PKB itu kepada pers di Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara, Selasa, mengatakan bahwa ancaman Ketua Umum Dewan Syuro PKB itu untuk melakukan muktamar luar biasa PKB merupakan bentuk keseriusan Gus Dur, namun hal itu tidak dilandasi informasi yang benar. Selama ini, menurut Lukman sebelum pembukaan Rakor Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan, masalah isu-isu yang bergulir itu lebih disebabkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang memberikan informasi tidak benar. Lukman mengibaratkan mereka sebagai siluman. "Seperti durian, baunya terasa, tapi tidak tahu dimana," katanya menanggapi konflik dalam tubuh PKB menyusul ancaman Gus Dur untuk melakukan muktamar luar biasa partai tersebut untuk menggusur Ketua Umum Dewan Tanfids DPP PKB Muhaimin Iskandar. Gus Dur menuding Muhaimin "bermuka dua" karena menerapkan pola atau standar ganda. Muhaimin dianggap merupakan alat orang lain yaitu Presiden SBY untuk mendobrak Gus Dur. Sementara mengenai pernyataan mantan Wakil Ketua PKB Mahfud MD yang mendukung Gus Dur, Lukman menilai pernyataan tersebut tidak berdasar karena selama ini yang bersangkutan tidak mengetahui persoalan di PKB. "Mahfud sudah hampir dua tahun tidak tahu masalah di PKB, makanya pendapatnya aneh," katanya. Sedangkan mengenai perkembangan yang sensasional di PKB semenjak adanya Sekjen Baru, ia mengatakan, itulah politik yang sensasional. "Kalau saya menganut politik progresifitas yang mementingkan pembangunan partai, bukan sensasi," katanya. Gus Dur yang menjadi tokoh sentral dalam konflik di PKB ini menyatakan bahwa konflik itu sudah selesai setelah Muhaimin bertemu langsung dengan dirinya (Selasa, 17/7). Dalam pertemuan itu Muhaimin menjelaskan bahwa tidak ada upaya untuk mengganti Gus Dur atau standar ganda.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007