Sebanyak 33 barista yang berkecimpung di "coffee shop" di Sumbar turut menyemarakan perlombaan meracik minuman berbahan dasar kopi jenis robusta yang diproduksi oleh para pelaku usaha penggilingan kopi di Kelurahan Bukik Apik.
Wali Kota setempat, M Ramlan Nurmatias di Bukittinggi, Minggu, mengatakan kopi produksi warga di Bukik Apik pernah menjadi produk yang terkenal dan dicari oleh para wisatawan.
"Sayangnya kini kopi Bukik Apik mulai kurang daya tariknya, bahkan banyak yang sudah dicampur, tidak 100 persen dari biji kopi. Kami ingin kembalikan keaslian kopi Bukik Apik ini," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mencoba mencari cara untuk mengangkat kembali kopi Bukik Apik sehingga dilaksanakan lomba meracik kopi di ikon wisata daerah itu yaitu Jam Gadang.
Dengan melibatkan para barista yang berkecimpung di "coffee shop" sebagai peserta lomba dan pelaku usaha penggilingan kopi Bukik Apik, ia menilai akan memberi keuntungan bagi kedua pihak.
"Yang sedang mampir di Jam Gadang bisa cium harumnya kopi Bukik Apik yang disangrai sebelum digiling, sekalian ini menjadi penarik bagi masyarakat. Peserta lomba pun bisa berkompetisi," katanya.
Imbasnya nanti kopi Bukik Apik diharapkan bisa kembali jadi produk paling dicari wisatawan ketika ke Bukittinggi seperti halnya kerupuk sanjai dan nasi kapau.
"Bagi barista pemenang lomba, kami akan fasilitasi agar bisa berjualan di taman-taman di Bukittinggi, namun kopi yang dijual adalah kopi Bukik Apik," ujarnya.
Dalam perlombaan itu, setiap peserta diberi waktu 10 menit untuk meracik kopi menjadi aneka minuman. Ada yang menyajikan dingin, hangat dan kopi dengan rasa buah.
Selain itu disediakan pula stan khusus bagi pelaku usaha kopi Bukik Apik memajang dan menjual produknya, serta stand bagi pengunjung menyicipi kopi secara gratis.
Baca juga: Kopi Sumbar kian diburu, harga terus naik
Pewarta: Irfan Taufik
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018