Jakarta (ANTARA) - Saat tim nasional Indonesia menghadapi pertandingan terakhir yang menentukan di Grup D Piala Asia 2007, striker Zaenal Arief malah melakukan tindakan indisipliner dengan kabur dari Hotel JW Marriott, Jakarta, tempat semua pemain menginap. Manajer timnas Indonesia Andi Darussalam Tabusalla di Jakarta, Selasa, mengatakan pemain asal Persib Bandung itu tidak berada di kamarnya ketika dicek Senin (16/7) malam. "Semua pemain harus istirahat dan berada di kamar jam 22.00 WIB. Ia tidak berada di kamarnya ketika diperiksa dan saya langsung menghubunginya," jelas Andi Darussalam. "Alasan dia tidak pulang tepat waktu tidak bisa diterima. Seharusnya kalau ada keperluan penting, dia bicara dulu dengan kami sebelum pergi," tegasnya. Manajer yang akrab dipanggil Bang Salam itu lalu berkonsultasi dengan pelatih Ivan Venkov Kolev dan pada Selasa (17/7) pukul 01.00 WIB, manajemen timnas memutuskan untuk mencoret striker berusia 26 tahun itu. "Kami kirim keputusan tersebut kepadanya melalui SMS. Apa dia pikir dirinya itu Ronaldinho (pemain Brazil yang membela klub Barcelona)!," tegas Salam. "Kalau dia marah karena belum diturunkan pelatih, seharusnya tunjukkan kemampuan dong, bukan bertindak tidak disiplin begitu," tambahnya saat disinggung mengenai kemungkinan penyebab pembangkangan Zaenal. Salam mengungkapkan setelah Zaenal menerima kabar pencoretan dirinya, pemain itu langsung mengirim pesan singkat (SMS) kepadanya yang isinya meminta maaf atas tindakannya dan meminta agar tidak dicoret dari tim. "Hukuman telah dijatuhkan dan saya katakan padanya masalah ini akan disidangkan oleh Komdis (Komisi Disiplin)," ujar Salam. Menurut dia, Zenal kembali ke hotel pada Selasa (17/7) pagi namun ia diminta segera berkemas dan keluar dari hotel. Pelatih Ivan Kolev sendiri tidak mau berkomentar banyak soal pencoretan Zaenal. "Yang dibutuhkan tim ini adalah disiplin. Untuk apa pemain hebat jika dia tidak disiplin," ujar Kolev. Namun pelatih asal Bulgaria itu menegaskan tindakan indisipliner Zaenal tidak akan mengganggu harmoni tim. Para pemain Indonesia lainnya enggan berkomentar soal pencoretan salah satu rekan mereka itu. "Tanya ke manajemen tim saja," kata kapten Indonesia, Ponaryo Astaman. Zaenal sendiri belum diketahui keberadaanya setelah keluar dari hotel. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menyatakan sanksi berat akan diterapkan kepada striker kelahiran 3 Januari 1981 itu. Akan tetapi Nurdin belum bisa menyatakan sanksi apa yang akan dikenakan kepada Zaenal. "Nanti, setelah melawan Korea Selatan, saya dan Komite Eksekutif akan melakukan rapat mengenai masalah itu," jelasnya. Menurut Nurdin, yang pasti sanksinya adalah tidak boleh berlaga di sepak bola Indonesia, baik klub maupun timnas, tetapi berapa lama skorsingnya akan dibahas pada rapat Komite Eksekutif. "Kami akan berpegangan kepada Pedoman Dasar PSSI dan Kode Disiplin dalam menjatuhkan sanksi itu," ujar Nurdin.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007