Singapura (ANTARA News) - Presiden Jokowi mengajak para negara pendiri ASEAN untuk menjadikan kerja sama pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) sebagai blok pembangunan (building-block) yang memberikan kontribusi nyata bagi penguatan ASEAN.

"Kita harus sama-sama pastikan kerja sama ini membawa manfaat konkret dan inklusif bagi rakyat kita juga bagi rakyat ASEAN, " ucap Jokowi saat menghadiri Pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-11 di Banyan Room, Hotel Shangri-La, Singapura.

Guna mewujudkan hal tersebut dan meningkatkan pertumbuhan yang inklusif di kawasan IMT-GT, dia mengusulkan sejumlah langkah yang harus segera dilakukan.

Utamanya, pembangunan infrastruktur khususnya Physical Connectivity Projects (PCP) yang diyakini dapat memperlancar arus barang, jasa, dan penumpang.

Selain itu, sejumlah kerja sama di berbagai bidang prioritas juga harus terus ditingkatkan. Mulai dari agro-industri, pariwisata, hingga pengembangan ekonomi digital.

Dia juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terampil, kompetitif, serta mampu berkontribusi positif melalui Center for IMT-GT Subregional Cooperation (CIMT).

"Sebagai sekretariat bersama, CIMT harus berkontribusi lebih terhadap kelancaran kerja sama baik antar negara maupun dengan organisasi internasional lainnya," kata dia.

Ia mencatat saat memasuki 25 tahun kerja sama antara Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), sejumlah capaian penting berhasil diraih ketiga negara.

Mulai dari pertumbuhan IMT-GT pada 2016 yang mencapai angka 4,4 persen hingga GDP per kapita penduduk di wilayah IMT-GT yang mencatatkan nilai 14.557 dolar AS pada 2016 dari sebelumnya 11.508 dolar Amerika Serikat pada 2011.

Bahkan dari sisi konektivitas udara pun, jumlah bandara internasional di kawasan IMT-GT meningkat hingga tiga kali lipat dari 9 bandara pada 1995 menjadi 28 bandara internasional saat ini.

Meskipun demikian, dia mengingatkan masih banyak tantangan berat yang dihadapi di kawasan ini.

"Kawasan dan dunia saat ini masih dihantui oleh ketidakpastian akibat persaingan antara kekuatan-kekuatan besar hingga perang dagang yang telah ada di depan mata," ujar dia.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018