Seoul (ANTARA News) - Para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan berjanji untuk bekerja sama dalam menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea pada pertemuan yang diliputi senyuman dan jabat tangan pada KTT antar-Korea pertama dalam satu dekade terakhir.
Kedua Korea menyatakan akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan China tahun ini guna mendeklarasikan pengakhiran Perang Korea 1950-an dan menciptakan kesepakatan damai yang permanen.
Namun komitmen mereka tidak dijabarkan secara spesifik dan tidak menjawab pertanyaan mengenai niat Pyongyang menyangkut arsenal nuklirnya menjelang KTT yang jauh lebih penting di mana Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan turut hadir, beberapa pekan lagi.
Trump menyambut baik pertempuan dua Korea itu tetapi menyatakan tak mau dijadikan Korea Utara cuma "sebagai penggesek biola" seperti dilakukan pemerintahan-pemerintahan AS sebelumnya.
Deklarasi Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in adalah meliputi janji pengurangan senjata, menghentikan aksi bermusuhan, mentrasformasi perbatasan mereka menjadi zona perdamaian dan menggelar perjanjian multilarel bersama negara-negara seperti AS.
Baca juga: Pemimpin dua Korea awali babak sejarah baru di Panmunjeom
"Kedua pemimpin mengumumkan kepada 80 juta rakyat kami dan seluruh dunia bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai," kata kedua belah pihak seperti dikutip Reuters.
Pertemuan ini diadakan di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi yang sangat dijaga ketat yang membagi dua Korea selamah enam dekade lebih.
Tetapi meskipun kedua pemimpin menyepakati tujuan bersama mengenai semenanjung bebas nuklir, mereka tidak menjelaskan apa artinya itu atau bagaimana bentuknya.
Pemerintahan Trump mengartikan denuklirisasi setelah Kim mengakhiri nuklirisasi yang sebenarnya tak ingin dia lakukan. Korea Utara selalu mendesak AS untuk menarik mundur pasukannya dan mencabut payung nuklirnya dari Korea Selatan.
Moon sepakat mengunjungi Korea Utara di Pyongyang tahun ini, kata para pemimpin.
Kim menjadi pemimpin Korea Utara pertama sejak Perang 1950-1953 yang menginjakkan kaki di bumi Korea Selatan setelah saling berjabat tangan dengan rekannya dari Selatan di Panmunjom, demikian Reuters.
Baca juga: Trump sesumbar tak ulangi kesalahan sebelumnya di Korut
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018