Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengimbau korporasi BUMN dalam kondisi saat ini, untuk membeli dolar AS sesuai kebutuhan waktu dan jumlah kewajibannya, sehingga tidak melonjakkan kebutuhan dolar AS yang dapat menambah penurunan nilai tukar rupiah.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, mengatakan sudah menyampaikan permintaan itu kepada pemerintah. Selain itu, Bank Sentral juga mengimbau BUMN jika ingin memenuhi kebutuhan likuiditas dolar AS, agar tidak melakukan pembelian dalam jumlah besar di pasar spot.
"Dengan pemerintah, yang kita lakukan adalah untuk meyakinkan perusahaan BUMN, apabila ada kebutuhan valuta asing (valas) tidak semuanya kemudian masuk ke pasar untuk beli di spot kebutuhan valasnya," ujarnya.
"Karena bisa dilakukan dengan cara forward atau kalaupun seandainya dibutuhkan akan dilakukan suatu penyesuaian," tambahnya.
Hal itu perlu dilakukan, kata Agus, untuk menghindari tekanan tinggi terhadap nilai rupiah jika permintaan dolar AS semakin banyak di pasar. Agus mengatakan korporasi BUMN juga dapat menyesuaikan waktu pembelian dolar AS untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah.
"Mungkin kewajibannya baru jatuh tempo di September, November atau Desember. Jika begitu, tidak perlu mengadakan valuta asingnya sekarang. Itu semua kita berkoordinasi," ujar dia.
Agus mengatakan koordinasi dengan Kementerian BUMN dan korporasi BUMN serta Otoritas Jasa Keuangan sejauh ini terus berjlaan baik. Bank Sentral juga meminta BUMN untuk meningkatkan lindung nilai dalam transaksi dan kewajiban valasnya agar terhindar dari kerugian yang diakibatkan selisih kurs.
"Di BUMN sudah ada peraturan menteri BUMN perihal lindung nilai yang taat azas dan efisien. Kondisi nilai tukar yang dinamis ini bisa memberikan tekanan yang memberikan risiko kepada BUMN," ujar dia.
Di samping itu, untuk mejaga nilai tukar, BI juga akan memperkuat operasi moneter. Beberapa upaya itu antara lain, menambah frekuensi lelang "FX Swap" di pasar uang dari satu kali sepekan.
Namun, Agus belum merinci BI akan berapa kali melakukan lelang "FX Swap" di pasar uang itu. Dia hanya lantas mengatakan lelang "FX Swap" akan dilakukan semaksimal mungkin untk menjaga likuiditas rupiah dan valas di pasar.
"Begitu pula tentang PUAB (pasar uang antar-bank), kita akan jaga likuditasnya, mngkin BI akan turun dengan term repo dan ini bagian untuk meyakinkan valas dan rupiah kita tersedia," ujar dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018