Jakarta (ANTARA News) - PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (BSP) membentuk perusahaan patungan, Agri Resources BV dengan sejumlah investor asing, senilai 250 juta dolar AS untuk ekspansi perkebunan kelapa sawit. "Kami merencanakan ekspansi besar-besaran. Targetnya, lahan perkebunan kami bertambah 100.000 hektar dalam enam tahun ke depan. Kalau kami baru saja mendapatkan dana sebesar 250 juta dolar AS, itu tentunya akan signifikan untuk mewujudkan rencana-rencana kami itu, " ujar Dirut BSP Ambono Janurianto di Jakarta, Selasa. Pada perusahaan patungan yang berkedudukan di Belanda, BSP memiliki saham sekitar 20 persen dengan penyertaan modal sekitar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp90 miliar. Sisanya 90 juta dolar AS dari perusahaan investasi asing dan 150 juta dolar lainnya diperoleh dari penerbitan "senior secured notes" (surat utang) oleh AI Finance BV -- sebuah perusahaan afiliasi yang didirikan oleh mitra investor asing di Singapura. Ambono mengatakan, pada 26 Juni 2007 yang lalu pihaknya telah menandatangani dokumen yang berkaitan dengan penyertaan modal di Agri Resources BV yang akan melakukan akuisisi sejumlah perkebunan di Indonesia. Sebagai langkah awal, Agri Resources BV belum lama ini telah merealisasikan aksi akuisisi atas suatu kelompok usaha perkebunan yang memiliki lahan kebun di Sumatera Bagian Selatan dengan areal tertanam seluas 19.000 hektar dari total HGU (Hak Guna Usaha) seluas 36.000 hektar. Di lahan perkebunan sawit itu sekitar 76 persen tanamannya sudah pada usia matang. BSP, kata Ambono, mendapat "kepercayaan" dari para investor dalam perusahaan patungan tersebut untuk mengelola perusahaan-perusahaan perkebunan yang akan diakuisisinya berdasarkan perjanjian manajemen. "Kami mendapat manfaatnya secara langsung, melalui perolehan komisi manajemen (`management fee`) sebesar 100 dolar AS per hektar per tahun dari setiap kebun yang kami kelola," katanya. BSP, kata dia, akan mendapatkan tambahan pendapatan dalam bentuk komisi pemasaran ("marketing fee") sebesar 10 dolar AS per ton CPO (minyak kelapa sawit mentah) dan 5 dolar AS per ton untuk inti sawit (palm kernel) dari penjualan komoditas tersebut berdasarkan "off-take agreement". "Kami optimis serangkaian transaksi yang telah dilakukannya tersebut akan membawa manfaat besar bagi perolehan pendapatan dan kinerja operasional, serta kinerja keuangan perusahaan pada masa mendatang," ujar Ambono. BSP sendiri sampai akhir tahun 2007 menargetkan penambahan lahan tertanam kelapa sawit sedikitnya 7.000 hektar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007