Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bertemu Imam Besar Al Azhar Prof Dr Ahmad Mohamed Tayeb di Kairo, Mesir, Kamis (26/4), membahas pengembangan kurikulum pendidikan Islam serta pendidikan dai.
"Kita perlu mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, yang dimulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi. Universitas Al Azhar bisa berperan aktif dalam pengembangan kurikulum tersebut," kata Puan dalam siaran pers kementerian, Jumat.
Puan juga menyampaikan terima kasih atas peran Al Azhar dalam mengirimkan para guru untuk mengajar para dai dan serta menyediakan beasiswa untuk para ustadz di Indonesia.
Saat ini, ada sekitar 4.600 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Azhar. Imam Besar Al Azhar berharap mahasiswa yang tidak mendapat beasiswa dari Al Azhar bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk belajar di sana.
"Hal ini penting untuk memantau mahasiswa agar tidak terpengaruh kelompok-kelompok yang tidak jelas. Mengingat ada sekitar 607 mahasiswi Al Azhar yang tinggal di asrama luar Al Azhar," katanya.
Dia juga menyatakan siap menjadi pengawas sekolah baru di Indonesia.
Puan juga mengundang Al Azhar untuk menyumbangkan gagasan dalam pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan Al Azhar menyatakan siap mengirim dosen untuk mengajar di UIII.
"Insya Allah, Al Azhar siap mengirim dosen ikut mengajar di UIII agar cepat berkembang. Sangat senang bertemu dengan keluarga Bung Karno," kata Imam Besar Al Azhar, yang menyatakan bersedia menjadi pembicara dalam forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyat al-Islam (HLC-WMS) di Bogor tanggal 1-3 Mei 2018.
Baca juga:
Kemenag studi banding di AS untuk pendirian universitas Islam internasional
Kemenag: Indonesia kekuatan pusat studi Islam dunia
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018