Jenazah sesepuh warga Indonesia di London itu sebelumnya dirawat intensif di Barnet Community Hospital, London.
Koordinator Pengajian Masyarakat Indonesia-London, Thomas Siregar dalam keterangannya kepada Antara London, Jumat mengatakan rencana pada Jumat, jenazah akan disholatkan di Masjid Hendon setelah sholat Jumat.
Sebelumnya pemimpin Pondok Pesantren Buntet Cirebon dimandikan di Hendon Islamic Centre Funeral Services. Selanjutnya jenazah dibawa ke Masjid Hendon untuk disholatkan setelah Sholat Jumat dan kembali dibawa ke funeral services Ghusl
Mortuary di West Hendon London.
Beberapa hari terakhir, KH Abdullah Abbas yang biasa disapa Mbah Din mengalami masa kritis setelah mendapat perawatan intensif selama dua pekan lebih di Barnet Community Hospital.
KH Abdullah Abbas menetap di London Inggris sejak tahun 1958,
Sebelumnya Mbah Din menempuh pendidikan di berbagai tempat dan pernah nyantri di Pesantren Lirboyo, serta mengaji pada Syaikh Yasin Padang di Makkah, hingga menempuh studi di jenjang perguruan tinggi yang menetap di London, Inggris.
Dikutip dari laman buntet pesantren, sejak 2007, kiai dua cucu itu dipercaya oleh para kiai Buntet Pesantren untuk melanjutkan kakaknya, KH Abdullah Abbas guna memimpin Pondok Buntet Pesantren.
KH. Nahdhuddin Abbas, pada tahun 1959 ketika usianya menginjak 23 tahun, menetap di London Inggris dan bekerja sebagai diplomat dan sempat bekerja di PT Aneka Tambang.
Di Inggris Mbah Din tidak pernah meninggalkan dakwah Islam, terutama kepada muslim warga negara Indonesia. Ia juga menjadi rais syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU United Kingdom (UK).
Mbah Din yang dikenal juga banyak menginisiasi berdirinya masjid dan musholla di daerah-daerah pelosok inggris raya dan pernah menduduki pengurus islamic council board atau semacam MUI di Indonesia.
Rencananya, jenazah Pengasuh Pesantren Buntet, tiba di tanah air pada hari Minggu dan selanjutnya dibawa ke Pondok Buntet Pesantren.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018