"Banyak orang tua yang sebenarnya anaknya mendapatkan (bantuan Program Indonesia Pintar), tetapi tidak tahu," kata Esti usai rapat dengar pendapat bertema "Pembangunan Sumber Daya Manusia Melalui Program Indonesia Pintar" di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, karena orang tua tidak mengetahui kalau anaknya mendapatkan bantuan tunai pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar, maka tidak melakukan pencairan.
Akibat ketidaktahuan orang tua, maka dana yang digelontorkan pemerintah tertahan di bank yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan bantuan program Indonesia Pintar.
"Maka mengapa sampai ratusan juta tertahan di BRI (Bank Rakyat Indonesia), bukan karena ingin menahan, tetapi karena orang tua (dari anak penerima) yang tidak tahu," katanya.
Dengan demikian, memang forum seperti ini bisa dilakukan terus sehingga distribusi anggaran bantuan program tersebut bisa lebih cepat, katanya.
Politkus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengatakan, jika anggaran bantuan bisa segera terdistribusikan, maka bisa digunakan guna menunjang kegiatan belajar siswa penerima.
"Tadi juga banyak bertanya kepada saya atau memberikan laporan, termasuk dari BRI, biasanya uang itu kalau diterima penerima bantuan biasanya digunakan untuk hal-hal lain di luar pendidikan," katanya.
Esti menegaskan bahwa bantuan tunai Program Indonesia Pintar hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan seperti arahan dari Presiden Jokowi.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018