Meski menghadapi tantangan besar, komunitas dan usaha kami memulai awal yang kuat pada 2018."

Jakarta (ANTARA News) - Facebook pada Rabu (25/4) melaporkan lonjakan tajam laba di kuartal terakhir dengan keuntungan di basis pengguna mereka dan pertumbuhan iklan yang kuat, meski layanan jejaring sosial tersebut berada di tengah kontroversi skandal kebocoran data pribadi penggunanya.

Laba Facebook di kuartal pertama 2018 melonjak 63 persen dari setahun lalu menjadi lima miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp69,5 triliun, dengan pendapatan total menguat 49 persen menjadi 11,97 miliar dolar AS (setara Rp166,5 triliun), ungkap Facebook dalam pembaruan pendapatan yang melampaui perkiraan analis.

Baca juga: Mark Zuckerberg pun jadi korban kebocoran data Facebook

Kepala eksekutif Facebook Mark Zuckerberg berusaha memastikan investor dalam pembaruan pendapatan terkini.

"Meski menghadapi tantangan besar, komunitas dan usaha kami memulai awal yang kuat pada 2018," ujar Zuckerberg, seperti dilansir dari AFP.

Baca juga: Facebook janji perluas perlindungan data di seluruh dunia

Saham Facebook melonjak lebih dari 4,7 persen di perdagangan setelah jam kerja yang menyusul diluncurkannya data angka penghasilan.

Baca juga: Pakar: Facebook harus ungkap motif penggunaan data

Jumlah orang yang menggunakan Facebook setiap bulan melonjak 13 persen dari tahun lalu menjadi 2,2 miliar pada akhir Maret 2018, meski ada kekhawatiran para penggunanya akan meninggalkan jejaring sosial itu lantaran diterpa isu kebocoran data pribadinya, seperti yang terkuak dalam kasus yang melibatkan Cambridge Analytica dalam Pemilihan Umum AS pada 2016.

Baca juga: Cambridge Analytica jawab tudingan kebocoran data Facebook

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018