Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada sesi Selasa sore merosot tajam melewati angka batas psikologisi Rp9.050 per dolar AS, karena aksi lepas rupiah berlanjut. Kurs rupiah turun menjadi Rp9.060/9.065 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya senilai Rp9.030/9.032 atau melemah 30 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa aksi beli dolar AS di pasar domestik oleh pelaku pasar makin besar yang menekan rupiah makin terpuruk. Meski pasar uang AS dikhawatirkan dengan terjadinya penjualan dolar AS yang cenderung meningkat, akibat melemahnya pasar gadai AS, katanya. Rupiah, menurut dia, seharusnya tidak terpuruk, karena di pasar regional dolar AS melemah terhadap yen akibat aksi lepas dolar AS di pasar regional. Namun, ia menilai, rupiah memang anomali atau sulit ditebak lantaran ada isu justru turun, dan bila tidak ada isu bergerak naik. Menurut dia, rupiah sejak dua hari merosot hingga meliwati level Rp9.050 per dolar AS, namun posisinya dinilai stabil karena masih berada dalam kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS. Apabila rupiah mampu menembus level Rp9.000 menjadi Rp9.100 per dolar AS Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan masuk pasar mengantisipasi berlanjut melemanya rupiah, katanya. Ia mengatakan, rupiah masih akan berada di atas level Rp9.000 per dolar AS dan dibawah level Rp9.100 per dolar AS, karena BI tidak akan tinggal diam apabila rupiah terus melemah mencapai Rp9.100 per dolar AS. Bila mampu menembus level Rp9.100 per dolar AS dikhawatirkan rupiah akan terus terpuruk hingga mencapai level Rp9.200 per dolar AS, ucapnya. "Kami optimistis BI akan terus memantau pergerakan mata uang lokal itu agar tidak meliwati angka batas psikologis Rp9.100 per dolar AS," tambahnya. Kostaman Thayib mengatakan, rupiah tidak akan terpuruk lebih jauh, karena ekonomi makro Indonesia cukup baik yang didukung dengan BI yang memiliki cadangan devisa cukup besar. Oleh karena itu, melemahnya rupiah saat ini hanya sementara itu dan pada saatnya akan kembali menguat, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007