Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, ditutup melemah sebesar 170,97 poin seiring terbukanya peluang bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya.
IHSG melemah 170,65 poin atau 2,81 persen menjadi 5.909,19, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 34,97 poin (3,57 persen) menjadi 943,29.
Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas, David Sutyanto di Jakarta, mengatakan pelemahan IHSG saat ini cenderung dipengaruhi sentimen eksternal. Investor menilai imbal hasil di negara maju, dalam hal ini Amerika Serikat lebih baik dibandingkan negara berkembang.
"Dana akan mengalir ke tempat yang lebih menguntungkan, naiknya suku bunga The Fed dinilai memberikan imbal hasil di AS lebih baik," ujar dia.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen mengenai politik di dalam negeri yang mulai muncul sedikit menambah kekhawatiran investor, situasi itu dikhawatirkan mengganggu fundamental ekonomi nasional.
Sementara itu, Chief Economist and Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menilai pelemahan IHSG saat ini cenderung bersifat jangka pendek.
"Kalau turun karena fundamental, mungkin perlu khawatir. Namun kalau bukan karena fundamental jangan panik, tetap berinvestasi sesuai dengan profil risiko investasinya," katanya.
Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan sebanyak 438.595 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,506 miliar lembar senilai Rp10,148 triliun.
Sebanyak 67 saham naik, 345 saham menurun, dan 81 saham tidak bergerak nilainya.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 104,28 poin (0,47 persen) ke 22.319,60, indeks Hang Seng melemah 320,47 poin (1,06 persen) ke 30.007,68 dan Straits Times menguat 2,01 poin (0,06 persen) ke posisi 3.570,02.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018