New York (ANTARA News) - Anak-anak yang telah menjalani pengobatan radiasi untuk kanker otak cenderung memiliki peringkat lebih rendah di sekolah dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang sehat, demikian temuan para peneliti di Finlandia. Meskipun demikian, kebanyakan penyintas (survivor) dalam kelompok kajian mereka mampu menyelesaikan klas sembilan pada usia yang layak. Meskipun kajian lain telah melaporkan prestasi pendidikan secara keseluruhan oleh para penyintas tumor otak, itu adalah yang pertama menilai dampak kanker dan terapi radiasi terhadap peringkat di sekolah dan subjek khusus, kata Dr. Paivi M. Lahteenmaki dan rekannya di jurnal Neurology. Lahteenmaki, dari Turku University, dan rekannya mengumpulkan data dari pendaftaran nasional untuk 300 kasus kanker anak-anak dan 1.473 subjek sehat di daerah permukiman dan jenis kelamin serta pada usia yang sama. Semua pasien telah didiagnosis menderita kanker sebelum usia 16 tahun, dilahirkan antara 1974 dan 1986, dan masih hidup saat ulang-tahun ke-16 mereka. Analisis tersebut memperlihatkan beberapa variabel yang mempengaruhi peringkat subjek, termasuk jenis kelamin, usia saat diagnosis, dan kondisi terbuka terhadap radiasi otak. Dampak terapi radiasi lebih mencolok di kalangan anak laki yang terapi radiasinya dilaksanakan ketika mereka berusia di atas 7 tahun, kata para peneliti itu, seperti dilaporkan Reuters Health, sedangkan anak perempuan lebih terpengaruh oleh terapi radiasi sebelum mereka memasuki usia sekolah. Peringkat akademis rata-rata secara keseluruhan lebih rendah pada pasien dibandingkan dengan subjek pembanding. Peringkat anak laki lebih rendah dari peringkat anak perempuan, yang juga terlihat di kalangan anak-anak yang sehat. Namun, peringkat anak perempuan lebih terpengaruh oleh penyakit dan peratawannya dibandingkan dengan anak laki. Kesulitan terbesar ialah belajar bahasa asing, kata mereka. Lahteenmaki dan rekannya mengamati bahwa dampak lebih ringan terlihat dalam pelajaran matematika dan fisik, sedangkan perbedaan kecil bagi pelajaran yang diajarkan dalam bahasa ibu. Kendati peringkat mereka lebih rendah, 94 persen penyintas kanker otak menyelesaikan kelas sembilan sekolah menyeluruh Finnlandia pada usia umum 16 tahun. "Anak-anak yang didiagnosis menderita tumor otak, bahkan pada tahap lebih rendah yang hanya diobati dengan operasi, mesti dipantau secara seksama selama dan setelah perawatan untuk mengidentifikasi tanda awal gangguan belajar," demikian kesimpulan kelompok Lahteenmaki, "dan untuk memaksimalkan strategi campur-tangan bagi keberhasilan diselesaikannya tujuan pembelajaran". (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007