Beirut/Brussels (ANTARA News) - Presiden Iran Hassan Rouhani, dalam siaran televisi, menyatakan negara-negara luar tidak berwenang memperumit kesepakatan nuklir. Rouhani juga mempertanyakan kualifikasi Presiden Amerika Serikat dalam mempertanyakan sebuah kesepakatan internasional serumit perjanjian nuklir Iran.

Trump memang menyebut kesepakatan nuklir yang ditandatangani 2015 itu sebagai kesepakatan terburuk dan mengancam akan mencampakkannya dengan mengenakan kembali sanksi AS kepada Iran bulan depan.

"Mereka bilang dengan pemimpin negara Eropa tertentu bahwa kita ingin membuat keputusan mengenai perjanjian tujuh pihak," kata Rouhani. "Untuk apa? Atas hak apa?"

Rouhani lalu mengkritik keras Trump dengan mempertanyakan hak dan kualifikasinya sampai-sampai mengancam sebuah kesepakatan internasional harus dibereskan karena mengandung cacat dan memberi tenggat waktu sampai 12 Mei nanti. Jika tenggat waktu itu dilanggar, maka Trump akan keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan segera mengenakan sanksi kembali kepada Iran.

"Anda tak punya latar belakang politik. Anda tak punya latar belakang hukum. Anda tak punya latar belakang satu pun dalam perjanjian internasional," kata Rouhani terhadap Trump.

"Bagaimana bisa seorang pedagang, seorang saudagar, seorang konstruktor bangunan, seorang konstruktor menara membuat penilaian soal hubungan internasional," kata dia merujuk latar belatang Trump yang merupakan seorang pengembang properti.

Rouhani mengungkapkan bahwa dia hanya mengetahui detail proposal Eropa-AS menyangkut perjanjian nuklir Iran itu dari media massa. Tetapi dia mengaku pernah membahas masalah ini dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca juga: Eropa hampir rampungkan rencana selamatkan pakta nuklir Iran

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018