"Peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit semakin banyak, sehingga perlu semacam SOP bagaimana mengelolanya secara baik. Ini untuk memastikan produktivitas kelapa sawit maupun sapi terjaga," kata Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT Arief Arianto di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, memang perlu ada kajian apakah keberadaan sapi di perkebunan kelapa sawit ini bisa membantu produktivitasnya atau justru merugikan. Hasil pengkajian tentu bisa menjadi rekomendasi positif untuk menjawab persoalan-persoalan komersial penggembalaan sapi di perkebunan kelapa sawit.
"Ini yang akan kami cari tahu bersama Coffey International Development (CID) PTY LTD dengan melakukan kajian bersama," katanya.
BPPT, lanjutnya, sudah mengembangkan kegiatan inovasi teknologi integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit sejak 2014, bertujuan mendukung ketersediaan daging nasional melalui peningkatan populasi sapi.
Dampak terhadap produktivitas perkebunan sawit, penyebaran penyakit Ganoderma dan kepadatan tanah menjadi isu yang muncul dan perlu dijawab dengan bukti ilmiah (scientific evidence) guna meyakinkan seluruh pemangku kepentingan bahwa sistem integrasi peternakan sapi dan perkebunan kelapa sawit menjanjikan, katanya.
BPPT bekerja sama dengan Coffey International Development PTY LTD untuk mengkaji tersebut. Selama ini memang belum pernah ada kajian tentang dampak pengembangan sapi di perkebunan sawit. Mungkin kalau satu ekor saja tidak masalah, tapi kalau dalam jumlah besar dan menjadi peternakan bagaimana, ini yang kita cari tahu, kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Dr Soni S Wirawan.
Ia mengatakan kesepahaman dengan perusahaan yang menjadi managing contractor untuk Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding Program (IACCB) ini, untuk mengintegrasikan kegiatan penelitian tentang pengkajian integrasi pengembangbiakan sapi di area perkebunan sawit terhadap produktivitas sawit dan mengurangi dampak negatif penyebaran penyakit pada tanaman sawit.
Kerja sama ini, menurut Soni, akan dilaksanakan selama satu tahun dan pendanaannya dari dua pihak sebentar Rp500 juta.
"Kalau memang ternyata perlu pengkajian lanjutan ya kami pertimbangkan lagi nanti, tentu bisa diperpanjang. Harapannya hasilnya baik dan bermanfaat untuk pengembangan sapi di areal perkebunan sawit."
Baca juga: Dirjen: sawit beri sumbangan terbesar
Pewarta: Virna Puspa S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018