Jakarta (ANTARA News) - Selama satu dekade penuh ini, gelar Pesepak Bola Terbaik di Dunia selalu bolak balik antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Tetapi tahun ini, setelah tampil cemerlang pada berbagai kompetisi untuk Liverpool, Mohamed Salah menyeruak di antara dua nama besar itu, tulis Business Insider dalam lamannya.

Baru berumur 25 tahun, Salah masih punya ruang lapang untuk berkembang, tetapi pemain ini sudah jauh berkembang bersama Liverpool tahun ini dan memasuki leg pertama semifinal Liga Champions melawan Roma dengan penampilan terbaiknya.

Penampilannya sama sekali tidak mengecewakan, tidak saja mencetak dua dari lima gol Liverpol saat menaklukkan Roma 5-2, tetapi juga mengaransemen dua gol lainnya.

Dan yang tak kalah menawan dari penampilannya itu adalah sikapnya yang menolak merayakan golnya ke gawang bekas klubnya. Alih-alih histeris karena berhasil menjebol gawang lawan, Salah justru mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menolak merayakan gol yang baru saja dibuatnya itu.  Itu bertolak belakang dengan reaksi rekan-rekan satu timnya yang larut dalam suka cita.

Reaksi anggun Salah terhadap golnya itu langka, namun sudah menjadi tradisi.  Bergabung dengan Liverpool dari Roma, Salah tidak meninggalkan jejak buruk di Roma. Dan inilah alasan dia menyampaikan bahasa tubuh yang tetap menghormati bekas klubnya dengan tidak merayakan golnya. Dan reaksi sama dia tunjukkan saat mencetak gol keduanya dalam laga melawan Roma itu.

"Salah masih memiliki banyak kesempatan untuk merayakan, dia kini sudah mengemas 43 gol dari semua kompetisi selama musim ini, jadi berhentik sejenak demi menghormati bekas klubnya adalah tidak ada ruginya," tulis Business Insider mengomentari gaya Salah setelah mencetak gol ke gawang Roma.

Mengenai peluang Salah menyaingi Messi dan Ronaldo, Business Insider menulis, "Messi dan Ronaldo mungkin yang paling berkuasa sekarang, tetapi Mo Salah sedang mengejar mereka pada tingkat yang impresif."

Baca juga: Salah cetak dua gol cantik, Liverpool sementara ungguli Roma 2-0


 

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018