Jakarta (ANTARA News) - Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melaju ke putaran dua Kejuaraan Asia 2018 usai menghentikan pasangan Jepang, Yuki Kaneko/Koharu Yonemoto, di pertandingan putaran pertama dengan 21-18, 21-12.
Berdasarkan laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), dalam pertarungan putaran pertama di Wuhan, China, Tontowi/Liliyana mengawali pertandingan dengan cukup baik dan memimpin perolehan skor.
Penampilan Liliyana yang begitu lihai di depan net, seringkali mengecoh pergerakan pasangan Jepang. Namun saat Tontowi/Liliyana unggul jauh 18-12, Kaneko/Yonemoto mendekat sampai 18-17.
"Dari awal sudah benar mainnya, tapi agak kendor di poin-poin akhir. Ini yang harus menjadi koreksi buat kami, jangan gampang buang dua, tiga, empat poin, enggak kerasa lawan sudah mengejar, kami panik. Di saat-saat seperti ini, saya juga harus banyak mengingatkan Owi," kata Liliyana.
"Saat itu saya memang banyak mengarahkan shuttlecock ke atas, dan pertahanan saya kurang siap. Di gim kedua, pasangan Jepang ini tidak mudah dimatikan, ditambah lagi kondisi shuttlecock yang berat," timpal Tontowi.
Tontowi/Liliyana mengaku rindu kembali naik podium juara yanga terakhir kali didapatkan pada Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia.
"Kami lebih persiapkan stamina karena shuttlecock di sini berat, jadi untuk kami pemain yang nggak muda lagi, harus pintar-pintar atur kondisi di situasi seperti ini," ujar Liliyana.
"Buat saya sekarang dari babak awal semua lawan itu berat, karena yang kami lawan itu pemain-pemain muda semua. Pasti mereka lebih cepat, lebih kuat, jadi kami banyak main di strategi dan untuk menerapkan ini, butuh komunikasi yang baik dengan pasangan," kata dia lagi.
Ganda campuran Indonesia lainnya, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, ditaklukkan Tan Chung Man/Tse Ying Suet (Hong Kong) dengan 16-21, 12-21. Masih ada satu wakil ganda campuran lagi, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto yang akan bertanding siang ini melawan Sachin Dias/Thilini Pramodika Hendahewa (Sri Lanka).
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018