"Digunakannya modem dan berbagi koneksi internet melalui ponsel pintar, karena kami belum ada jaringan internet," kata Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Kota Cirebon, Jafar Musaddad di Cirebon, Rabu.
Awalnya kata Jafar, ada tiga opsi pertama menggunakan alat RTRW Net dengan menyiapkan tower untuk koneksi dengan provider swasta.
Kemudian opsi kedua untuk melaksanakan UNBK, pihak sekolah akan melakukannya di Dinas Pendidikan atau kantor Kemenag di Kota Cirebon dan opsi ketiga yaitu menggunakan modem sama tethering.
Namun setelah dilakukan uji coba ternyata modem dan berbagi koneksi internet melalui ponsel pintar menjadi opsi yang tepat.
"Karena saat simulasi UNBK, opsi penggunaan modem dan tethering lancar," ujarnya.
Akan tetapi ada beberapa kendala saat melakukan pengunduhan soal dan data siswa peserta UNBK ke server pusat, namun itu bisa teratasi.
Dan penggunaaan modem sudah dianggap layak oleh panitia pelaksana UN, untuk jumlah peserta UNBK di MTs N 2 Kota Cirebon kata Jafar, ada 193 siswa.
"Yang kami khawatirkan itu justru saat sinkronisasi dengan server pusat karena kalau kondisi internet tidak stabil hasil sinkronisasi tidak maksimal," katanya.
Baca juga: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lacak kecurangan pada UNBK
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018