Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah, Selasa pagi, merosot mendekati level Rp9.050 per dolar AS, karena pelaku pasar masih memburu mata uang asing itu, meski di pasar regional greenback cenderung melemah. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.045/9.055 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.030/9.032. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, mengatakan, di Jakarta, Selasa, perburuan dolar AS oleh pelaku lokal masih berlanjut, mendorong mata uang asing itu menguat, meski ada kekhawatiran atas kondisi ekonomi di AS. Para pelaku merasa lebih aman memegang dolar AS ketimbang rupiah sekalipun dolar di pasar regional melemah. Menurut dia, pasar lokal sebenarnya ingin melihat secara pasti apakah pengaruh pasar AS akan berlanjut, yang mendorong pelaku asing melepas dolar da pada akhirnya kebijakan itu akan diikuti pula. Bahkan Bank sentral AS (The Fed) juga memberi tanda-tanda perhatian khusus terhadap masalah tersebut. Rupiah sebenarnya berpeluang untuk naik, namun faktor demand yang cenderung membeli dolar AS mengakibatkan mata uang lokal itu terpuruk, katanya. Namun kondisi ini diperkirakan hanya sementara, apabila terus terpuruk maka BI akan memasuki pasar, menahan pergerakan rupiah yang tertekan. Ia mengatakan, rupiah yang terus tertekan dinilai masih stabil, karena berada dalam kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS. "Kami optimis rupiah tidak akan terpuruk jauh, karena Bank Indonesia akan terus memantau agar rupiah tetap berada dalam kisaran tersebut," ucapnya. Dolar AS terhadap yen melemah menjadi 121,90 dibanding hari sebelumnya 121,99, euro sedikit berubah 167,95 dari sebelumnya 168,95. (*)

Copyright © ANTARA 2007