Tokyo (ANTARA News) - Korban gempa yang menguncang Propinsi Niigata, Jepang, kembali bertambah menjadi sembilan orang tewas dan mencederai 900 lainnya, menyusul gempa dashyat berkekuatan 6,8 skala Riuchter di baratlaut Jepang, Senin (16/7) lalu. Korban tewas adalah para orang lanjut usia yang tidak sempat meyelamatkan diri, sementara ratusan rumah dan gedung porak poranda, dan merusakkan beberapa ruas jalan, demikian Kyodo di Tokyo, Selasa. Fasilitas umum, seperti jembatan juga terbelah patah, dan terjadi longsor, sementara warga setempat langsung mengungsi ke sekolah-sekolah dan pusat pelayanan publik lainnya. Petugas penolong juga masih sibuk bekerja nonstop mencari para korban lainnya dibawah reruntuhan bangunan. Wilayah yang paling parah terkena guncangan gempa adalah Kashiwazaki Media massa Jepang juga masih menjadikan bencana gempa tersebut sebagai berita utama di samping kegiatan kampanye bagi pemilu anggota majelis tinggi parlemen Jepang. Besarnya kekuatan gempa juga menggetarkan wilayah Tokyo, hingga Senin malam (16/7) guncangan gempa masih berlangsung, namun tidak menimbulkan kerusakan. Tokyo pada Minggu 15/7) merasakan gempa, namun ternyata berpindah arah ke selatan Jepang. Gempa terjadi bertepatan dengan hari libur untuk bank di Jepang, sehingga pasar saham dan kantor tutup. Pelayanan kereta api sangat cepat, yang terkenal di Jepang, untuk sementara masih dihentikan sebagai langkah kehati-hatian di wilayah tersebut. Musim hujan yang kini melanda Jepang, telah mengaktifkan topan Man-yi. Topan nomor empat terbesar di Jepang itu menurut perkiraan badan meteorologi setempat akan melanda Jepang terletak di atas pertemuan empat lempeng tektonik. PM Jepang, Shinzo Abe, sendiri terpaksa menghentikan kegiatan kampanyenya dan langsung menuju wilayah gempa serta memastikan langkah-langkah penanggulangan dilakukan maksimal. Pada kesempatan itu Abe juga menyempatkan diri berdialog dengan para korban gempa. Kegiatan Abe dipandang sebagai kampanye halus guna menambah popularitasnya yang tengah mendapat sorotan, menyusul serangkaian skandal di dalam pemerintahannya. (*)
Copyright © ANTARA 2007