London (ANTARA News) - Aleksandr Kogan, peneliti dari Universitas Cambridge yang sedang menjadi pusat perhatian skandal kebocoran data Facebook, membantah penelitiannya berguna untuk menyasar pengguna sebagai target iklan.

Kogan menyatakan data yang dia susun sangat sedikit berkontribusi untuk target iklan dan data tersebut tidak berguna untuk mengidentifikasi orang.

"Saya yakin proyek kami sangat sedikit, hampir tidak ada, jika tujuannya untuk menjalankan iklan di Facebook," kata Kogan dalam pernyataan tertulis kepada komite Parlemen Inggris, dilansir dari Reuters.

"Faktanya, perangkat platform menyediakan jalan yang lebih efektif untuk perusahaan untuk menargetkan orang berdasarkan kepribadian mereka, dari pada menggunakan skor yang kami kumpulkan dari pengguna memakai proyek kami".

Facebook sebelumnya menyatakan informasi pribadi 87 juta pengguna diperoleh secara ilegal oleh firma konsultan politik Cambridge Analytica, setelah Kogan membuat aplikasi kuis untuk mengumpulkan data.

Baca juga: Data bocor Facebook diduga lebih dari 87 juta

Facebook dan Cambridge Analytica menyalahkan Kogan karena dugaan penyalahgunaan data, namun, sang peneliti mengaku dijadikan kambing hitam atas skandal data ini.

Cambridge Analytica diduga memanfaatkan data jutaan pengguna Facebook untuk kampanye Donald Trump saat Pilpres Amerika Serikat 20116 lalu. Belakangan, Cambridge Analytica juga dituding memiliki andil dalam kampanye Brexit, Inggris Raya keluar dari Uni Eropa.

Baca juga: Dalang skandal data Facebook bela perannya dalam skandal

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018