"Salah satu formulasi yang dapat diterapkan otoritas terkait dengan pembagian waktu atau seperti pola shift sehingga wisatawan tidak membeludak masuk serentak ke kawasan wisata Komodo," kata Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (SEI) Provinsi NTT itu kepada Antara di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan terkait rencana otoritas Balai TN Komodo yang menata kembali arus wisatawan dengan membatasi jumlah kunjungan untuk menghindari dampak kelebihan kapasitas (overcapacity) terhadap kawasan wisata Komodo .
Jumlah kunjungan yang semakin membeludak dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan atau habitat satwa purba komodo (varanus komodoensis) itu.
Mantan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Artha Wacana Kupang itu mengatakan, pada prinsipnya jumlah wisatawan ke TN Komodo sebenarnya tidak boleh dibatasi karena pemerintah juga sedang gencar membangun sektor pariwisata.
"Sehingga bukan membatasi jumlah kunjungan karena bisa menimbulkan salah persepsi bagi wisatawan yang mau datang, namun pembagian jumlah dan waktu ditata secara baik sesuai dengan daya dukung kawasan yang ada," katanya.
Ia menjelaskan, pembagian jumlah dan waktu ini untuk mencegah dampak kunjungan wisatawan yang membeludak yang mengancam kepunahan satwa komodo dan habitatnya.
"Untuk itu perlu diatur, jadi pada shift tertentu jumlah pengunjung yang masuk diperbolehkan sekian orang, setelah itu lainnya dan seterusnya," katanya.
Menurutnya, pembagian pola kunjungan juga dapat mempermudah pelayanan dan pengawasan terhadap aktivitas wisatawan di dalam kawasan wisata Komodo.
"Sehingga bisa terpantau dengan baik untuk menghindari aktivitas-aktivitas wisatawan yang merugikan selama berada dalam kawasan komodo dan sebagainya," katanya.
Selanjutnya, kata James, para pelaku wisata seperti agen-agen travel yang hendak membawa wisatawan ke TN Komodo juga bisa mengetahui jumlah dan waktu kunjungan untuk disesuaikan.
Balai TN Komodo mencatat arus wisatawan ke kawasan wisata setempat terus melonjak seiring waktu. Dalam tahun 2017, jumlah wisatawan ke TN Komodo tercatat mencapai sekitar 122.000 orang atau naik dari tahun 2016 sebanyak 82.000 orang.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018