Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 68 poin menjadi Rp13.894 dibanding posisi sebelumnya Rp13.962 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa intervensi Bank Indonesia di pasar valas menjadi slah satu faktor yang menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah terapresiasi.
"BI menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dengan melakukan intervensi di pasar valas dan pasar obligasi," katanya.
Ia menambahkan bahwa fluktuasi nilai tukar di negara berkembang memang cenderung mengalami tekanan, jika tidak diintervensi maka rupiah akan terus tertekan yang akhirnya dapat mengganggu aktivitas ekonomi nasional.
"Saat ini dolar AS memang sedang berada dalam tren penguatan menyusul ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed," katanya.
Ia mengatakan bahwa ekspektasi itu membuat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat mengalami peningkatan sehingga memicu sebagian dana asing berpindah.
"Peluang pelemahan pun masih dimungkinkan terjadi seiring meningkatnya permintaan dolar AS," katanya.
Head of Economic and Market Research Bank UOB, Enrico Tanuwidjaja mengatakan kebijakan-kebijakan moneter yang telah dikeluarkan Bank Indonesia sesuai dengan pelaku pasar.
"Kami inline dengan kebijakan BI, karena inflasi masih dalam batas official target, hubungan antara rupiah dan suku bunga BI cukup konsisten," katanya.
Baca juga: BI tegaskan tetap jaga rupiah sesuai fundamental
Baca juga: Rupiah Senin sore melemah ke Rp13.943
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018