"Keterbatasan sarana penunjang membuat banyak SMP yang mengerjakan ujian berbasis kertas dan belum bisa melakukan UNBK," kata Kepala Disdikbud Cianjur, Cecep Sobandi di Cianjur Senin.
Dia menjelaskan, jumlah SMP yang melaksanakan ujian berbasis komputer belum mencapai setengahnya dan sebagian besar berada di wilayah perkotaan dan sebagian kecil di wilayah selatan.
"Namun dibandingkan tahun lalu jumlahnya sudah lebih banyak. Kalau tahun lalu hanya ada 20 sekolah, sekarang sudah ada 44 sekolah yang UNBK," katanya.
Menurut dia, perlu banyak anggaran untuk menambah sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan UNBK terutama di wilayah selatan karena jaringan internet ke wilayah tersebut belum stabil.
"Kami akan mencari sumber dana bantuan dari provinsi dan pusat untuk memperbanyak jumlah SMP yang melaksanakan ujian berbasis komputer. Tahun diupayakan lebih banyak lagi minimal di atas 50 persen," katanya.
Sementara pelaksanaan UNBK hari pertama di Cianjur, dipastikan berjalan dengan lancar, hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan gangguan jaringan ataupun listrik, sehingga pihaknya akan memantau secara berkala.
"Kami sudah bekerjasama dengan PLN dan Telkom untuk urusan jaringan atau internet. Harapan kami UNBK SMP dapat berjalan tanpa gangguan apapun sampai selesai dan lulusnya mencapai 100 persen," katanya.
Baca juga: Kemdikbud minta maaf UN SMP terkendala server
Baca juga: Ribuan pelajar SMP Sukabumi UNBK "numpang" di sekolah SMA
Baca juga: Status offline bikin peserta UNBK di Aceh Timur panik
Baca juga: Server UNBK SMP hari pertama di Pamekasan mengalami gangguan
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018