"Kejadian penganiayaan itu sudah dilaporkan ke Polres Karawang," kata Aditia Saptari, mahasiswa yang menjadi korban penganiayaan, di Karawang.
Ia mengatakan, peristiwa penganiayaan yang dialaminya itu berawal saat dirinya bersama teman-temannya melintasi jalan raya sekitar Karangpawitan, Karawang, dengan menggunakan sepeda motor.
Saat itu, salah satu motor yang dikendarai temannya mengalami bocor ban sehingga harus dituntun, sedangkan Aditia berkendara pelan untuk menemani.
"Waktu itu ban motor teman saya bocor. Akhirnya saya terpaksa jalan pelan-pelan. Secara tiba-tiba, ada mobil klakson-klakson, disambut dengan jawaban 'woy', maksudnya sabar karena motor kami bocor, tidak bisa jalan cepat," kata dia.
Beberapa saat kemudian, pengendara mobil itu turun dan langsung menganiaya Aditia.
"Baju saya dijambak, kemudian bagian kepala saya dipukuli berkali-kali. Setelah itu, dia (pelaku) minta SIM sambil mengaku sebagai Kompol Iwan (Kapolsek Karawang Kota). Bahkan, saya diperintahkan untuk mengambil SIM di Polsek Karawang Kota," kata Aditia.
Setelah korban ke Mapolsek Karawang Kota, ternyata yang bersangkutan tidak ada. Informasi yang berhasil dihimpun, pelaku bernama Deden Permana dan tercatat sebagai Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Karawang, menjabat sebagai bendahara.
Atas peristiwa penganiayaan itu, korban kemudian melapor ke Mapolres Karawang.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018