Kalau tidak muncul aspirasi soal capres dan cawapres itu, siapa yang akan mempermasalahkan soal ini...."

Mataram (ANTARA News) - Puluhan masa dari Kongres Masyarakat Peduli Nusa Tenggara Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD NTB mengkritisi kebijakan Gubernur Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi yang lebih sering meninggalkan tugas karena kunjungan keluar daerah.

"Mestinya Gubernur harus mengutamakan bersafari di NTB, apalagi di NTB ini angka pengangguran dan angka kemiskinan masih tinggi dan perlu perhatian utama dari Gubernur NTB kata Koordinator Aksi Kongres Masyarakat Peduli (KMP) NTB Muhammad Ghazaly Akbar di Mataram, Senin.

Menurut Muhammad Ghazaly Akbar, pihaknya tidak pernah melarang atas hak konstitusi Gubernur NTB untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden, akan tetapi sebagai masyarakat NTB, ia berharap Tuan Guru Bajang (TGB) tidak melepas tanggungjawabnya yang sampai hari ini masih sebagai Gubernur NTB yang sah.

"Kami sangat mendukung TGB maju dalam kancah pilpres, cuman kami minta jangan dianaktirikan masyarakatnya. Kami menilai justru kepemimpinan di NTB saat ini sedang kosong akibat Gubernur sering keluar daerah, ditambah lagi Wakil Gubernurnya sedang mengambil cuti. Ini sangat miris kalau kepemimpinan di NTB itu berada dalam keadaan nyaris kosong," tegasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga meniupkan peluit merah kepada Gubernur NTB. Termasuk mendesak agar DPRD NTB menyatakan Gubernur NTB lalai dalam mengemban amanah tugas gubernur dan menggunakan hak interpelasi sebagai wakil rakyat. Bahkan, pihaknya meminta DPRD NTB menggelar sidang paripurna untuk untuk mencabut jabatan Gubernur NTB dua periode itu.

Sementara itu, Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, kepada sejumlah wartawan menegaskan tugas Gubernur itu tidak hanya di dalam daerah saja melainkan juga di luar daerah.

"Jadi kalau anda menganggap tugas Gubernur itu efektif hanya di dalam daerah. Itu akan bahaya daerah kita. Kan Gubernur tugasnya selama ini di antaranya adalah membangun sumber daya di luar," ucap Gubernur usai menghadiri Paripurna penyampaian LKPJ di Kantor DPRD NTB, Senin.

Diakui TGB, selama ini sangat sering berada di luar daerah untuk menyampaikan orasi ilmiah di sejumlah daerah dan menghadiri sejumlah undangan keagamaan seperti ceramah-ceramah baik di masjid, tempat terbuka maupun universitas universitas.

"Bahkan ada kegiatan pengajian di setiap akhir minggu dan itu sudah dilakukan dari dulu sebelum saya di isukan seperti ini," terangnya.

Meski demikian, Gubernur NTB dua periode tersebut, tidak menampik pada akhir-akhir ini, perjalanan ke luar daerahnya itu dijadikan sebagai komoditas politik jelang pilpres.

"Saya keluar daerah dalam konteks melakukan silaturrahim dengan mahasiswa dan masyarakat kita yang ada di sejumlah daerah sekaligus memperkenalkan NTB ke masyarakat luas. Bukan safari politik, tapi safari dakwah," jelas TGB.

Kendati demikian, TGB mengakui intens melakukan perjalanan ke luar daerah, akan tetapi TGB menegaskan dirinya selaku Gubernur NTB tetap menunjukkan kinerjanya selaku Kepala Daerah secara baik. Hanya saja menurutnya, perjalanannya keluar daerah kerap dipermasalahkan akibat dari munculnya nama TGB menjadi salah satu kandidat terkuat untuk menjadi capres ataupun cawapres.

"Kalau tidak muncul aspirasi soal capres dan cawapres itu, siapa yang akan mempermasalahkan soal ini. Saya tidak tahu siapa itu. Tapi yang jelas dalam kunjungan saya tidak ada mobilisasi masyarakat karena yang datang itu kehendak dirinya apalagi ada yang membayar itu berjalan dengan sendirinya dengan kerelawanan," tandas Gubernur NTB.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018