Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR menyekapati kuota volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam RAPBN Perubahan 2007 mencapai 36,1 juta kiloliter.
Kesepakatan yang dicapai dalam rapat dengar pendapat Dirjen Migas Departemen ESDM, Luluk Sumiarso dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, menyebutkan kuota premium mencapai 16,6 juta kiloliter, minyak tanah 9,6 juta kiloliter, dan solar 9,9 juta kiloliter.
Luluk mengatakan, dalam rapat juga disepakati kuota volume masing-masing jenis BBM bisa berubah asalkan tidak melebihi nilai subsidinya.
"Kalau ternyata realiasai premium lebih kecil, sedangkan minyak tanah naik, maka kami minta diberi fleksibilitas meningkatkan volume minyak tanah asalkan tidak melebihi nilai subsidinya," katanya.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Ahmad Faisal mengatakan, fleksibilitas tersebut diperlukan agar kejadian kelangkaan minyak tanah seperti akhir tahun lalu tidak terulang lagi.
"Kami akan jalankan kuota yang ditetapkan hari ini. Tapi, kami akan laporkan kalau pada semester kedua konsumsi minyak tanah meningkat karena ada puasa dan lebaran," katanya.
Rapat juga menyepakati volume LPG bersubsidi sebesar 181.300 ton.
Sebelumnya, pemerintah mengajukan volume BBM bersubsidi sebesar 36,03 juta kiloliter dengan perincian premium 16,582 juta kiloliter, minyak tanah 9,591 juta kiloliter, dan solar 9,857 juta kiloliter.
"Namun, dalam rapat tadi telah diputuskan volumenya dibulatkan ke atas," kata Luluk.
Sesuai hitungan pemerintah, dengan harga minyak mentah Indonesia 60 dolar AS per barel dan kurs Rp9.100 per dolar AS, maka besar subsidi mencapai Rp50,034 triliun.
Angka subsidi itu terdiri dari premium Rp10,365 triliun, minyak tanah Rp29,581 triliun, dan solar Rp10,088 triliun.
Sedang, untuk LPG, pemerintah mengajukan volume sebanyak 181.274 ton dengan nilai subsidi Rp606,56 miliar.
Sementara itu, dalam APBN 2007, volume BBM bersubsidi ditetapkan
sebesar 36,912 juta kiloliter dengan perincian premium 17 juta kiloliter, minyak tanah 8,912 juta kiloliter, dan solar 11 juta kiloliter.
Nilai subsidi tersebut mencapai Rp60,683 triliun dengan perincian premium Rp15,078 triliun, minyak tanah Rp31,296 triliun, dan solar Rp14,309 triliun.
Sedang, volume LPG dalam APBN 2007 ditetapkan sebanyak 567.767 ton dengan nilai Rp1,821 triliun.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007