Untuk yang revenuenya valas kami berikan valas."

Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk mulai memperketat penyaluran kredit valuta asing terhadap debitur guna mewaspadai dampak dari selisih kurs yang bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Senin malam, mengatakan perseroan terus mencermati kecukupan liabilitas non-rupiah saat ini. Perseroan juga hanya memberikan kredit valas kepada korporasi yang memperoleh pendapatan dalam bentuk valas.

"Terhadap debitur yang revenue (pendapatan)-nya itu rupiah kami berikan rupiah saja. Untuk yang revenuenya valas kami berikan valas," ujar Baiquni.

Direktur Treasuri dan Internasional BNI Rico Budidarmo mengatakan BNI saat ini juga tidak terlalu jor-joran memberikan kredit valas. Selain itu, BNI meminta kepada debitur untuk mematuhi ketentuan lindung nilai (hedging) agar terhindar dari kerugian selisih kurs.

"Komposisi debitur valas dijaga 15 hingga 17 persen. Net open position dari BNI kami coba jaga di bawah dua hingga tiga persen dari biasanya satu hingga dua persen untuk menghindari BNI terekspos risiko kurs," ujarnya.

Bank Indonesia (BI) mengakui sentimen ekonomi global kembali menekan rupiah lebih dalam pada Senin ini, dibanding sepanjang pekan lalu. Bank Sentral melihat Senin ini, dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap seluruh mata uang dua, dan bukan hanya rupiah.

Pasalnya, BI menilai imbal hasil obligasi pemerintah AS, US treasury juga meningkat, yang memicu kembalinya modal asing ke instrumen keuangan di Negara Paman Sam itu.

"Artinya, banyak pelaku pasar global mulai kembali antisipasi kemungkinan Fed Fund Rate itu akan naik lagi dalam waktu dekat. Tadinya ada kemungkinan tiga kali, tetapi juga kemungkinan lebih agresif hingga empat kali," ucap Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Rahmatullah, terkait kebijakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Pada Senin ini, di pasar antarbank, rupiah melemah 80 poin menjadi Rp13.943 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.863 per dolar AS.

Kurs Refrensi Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Senin ini juga menunjukkan pelemahan. Mengutip Jisdor BI, dolar diperdagangkan di Rp13.894 per dolar AS, pada Senin ini, melemah 90 poin dibanding Jumat (20/4) yang senilai Rp13.804.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018