Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat, bergerak melemah 80 poin menjadi Rp13.943 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.863 per dolar AS.
"Outlook kenaikan suku bunga The Fed mendorong dolar AS menguat terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah," kata Kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa apresiasi dolar AS juga didukung oleh meredanya tensi geopolitik serta tingginya imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Kondisi itu mendorong aliran dana keluar dari negara berkembang.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan turut mempengaruhi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Senin (23/4) melemah 0,58 persen menjadi 68,00 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,35 persen menjadi 73,80 dolar AS per barel.
Analis PT Valbury Asia Futures, Lukman Leong menambahkan bahwa kenaikan imbal hasil surat utang Amerika Serikat seiring dengan potensi kenaikan inflasi menyusul meningkatnya data tenaga kerja di negeri Paman Sam.
Kendati demikian, lanjut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah relatif masih terjaga menyusul adanya intervensi dari Bank Indonesia untuk menjaga sesuai fundamentalnya dan tidak mengganggu aktivitas ekonomi domestik.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (23/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.894 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.804 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menurun jadi Rp13.881 per dolar AS
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018