Manado (ANTARA News) - PT Djarum Kudus akan beli mencapai nilai 1.500 hingga 2.000 ton cengkih petani Sulawesi Utara (Sulut), dan pembelian direncanakan akhir pekan ini. "Sesuai permintaan petani, maka diupayakan pembelian dipercepat akhir pekan ini, dari rencana semula pekan depan," kata Perwakilan PT Djarum Kudus di Manado, Sugiharto, dihadapan Gubernur Sulut, SH Sarundajang, dan asosiasi petani dalam Rapat Koordinasi Cengkih di Manado, Senin.Ia mengemukakan, pembelian akan dilakukan langsung kepada petani dengan rencana dibuka beberapa titik pembelian dengan maksud agar petani peroleh kemudahan menjual. Mengenai harga beli cengkih, Sugiharto belum berani memastikan, karena keputusannya dari kantor pusat PT Djarum Kudus. Sementara itu, SH Sarundajang meminta pihak Djarum Kudus dapat membeli cengkih lebih besar lagi sebagai bentuk perhatian kepada petani. "Pabrik rokok sudah kaya, bahkan sudah mampu lakukan ekspansi usaha, sebaliknya petani cengkih relatif tidak berubah, bahkan banyak diantaranya menjadi miskin, makanya kepedulian pabrikan sebenarnya merupakan keharusan," kata Sarundajang. Wajarnya antara pabrikan dan petani terjadi hubungan saling menguntungkan, makanya pabrikan harus lebih transparan dalam soal harga, jangan justru menekan harga ke titik terendah. Selain minta harga layak, Gubernur Sulut meminta semua pabrik rokok yang sudah menjanjikan membeli kepada petani, agar segera lakukan pembelian. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sulut, Marietta Kuntag, mengatakan, hingga kini yang sudah membeli cengkih petani PT Sampoerna dan Noyorono, sedangkan Gudang Garam, Djarum Kudus, Bentoel dan lainnya belum membeli. Sekretaris Forum Solidaritas Petani Cengkih (FSPC) Sulut, James Sumendap, mengatakan, harga cengkih di beberapa kecamatan sudah jatuh ke tingkat Rp23-24 ribu per Kg, sedangkan di Kota Manado berkisar Rp26 ribu, maka pabrik rokok yang produknya dijual di Sulut agar membeli. "Kalau tidak membeli cengkih di Sulut lebih baik hengkang dari daerah ini, sebab tidak memberi kontribusi besar bagi ekonomi daerah,"kata James, yang juga dikenal salah satu anggota DPRD Sulut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007