Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Irfan Noor Riza mengatakan rekrutmen melalui tes program "Capital Market Professional Development Program" (CMPDP) itu digelar serentak di 29 kota termasuk Yogyakarta mengingat masih minimnya jumlah SDM pasar modal di Indonesia.
"Untuk rekrutmen di Yogyakarta diikuti oleh 108 peserta," kata Irfan.
Menurut Irfan, penyiapan SDM yang memadai dan berkualitasn sudah menjadi suatu program yang harus mendapatkan prioritas dari seluruh organisasi pelaku pasar modal Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menurut dia, memiliki potensi yang besar di industri pasar modal. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia menjadi indeks yang paling potensial di dunia untuk 10 tahun terakhir, yaitu sebesar 125,40 persen.
"Namun potensi pasar modal di Indonesia masih terkendala dengan minimnya jumlah SDM di pasar modal sehingga kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap industri pasar modal belum dapat difasilitasi secara optimal," kata dia.
Ia menyebutkan pada 2018 jumlah pelamar SMPDP cukup banyak yakni mencapai 3.962 orang. Setelah melalui proses seleksi administrasi, sebanyak 3.575 orang mengikuti tes tertulis CMPDP, termasuk di Yogyakarta.
Bagi peserta yang lulus ter tertulis akan mengikuti serangkaian tes lainnya seperti psikotest, FGD, serta interview. Setelah terpilih peserta terbaik selanjutnya akan mengikuti 6 bulan program pengembangan dan 6 bulan on the job training.
Irfan mengatakan setiap lulusan CMPDP akan ditempatkan di Self-Regulatory Organization (SRO) yakni di BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonsia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dengan demikian SRO akan memiliki SDM profesional yang andal untuk mendukung industri pasar modal.
"Dengan demikian pasar modal di Indonesia bisa menjadi yang terbaik di ASEAN dan bersaing secara global," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018