Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Sebanyak lima warga paruh baya di Perumahan Kompleks Kodau, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, tewas setelah menenggak minuman keras oplosan.
"Abang saya bernama Hermadi (58) bersama empat temannya meninggal dunia dini hari tadi setelah mengonsumsi minuman keras di kompleks kami," kata kakak korban, Suryadi (52), kepada Antara di rumah duka Perumahan Kodau Jalan Agung Blok N 11 RT05 RW02, Kelurahan Jatikeramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jumat malam.
Kelima lelaki paruh baya itu adalah Hermadi (58), Imron (47), Yopi Arnes (50), Herry Bayo (57) dan Alvian (52). Mereka adalah warga RT05 RW02 Perumahan Kodau yang biasa berinteraksi dalam satu temat tongkrongan di Perumahan Kodau.
Menurut Suryadi, korban kerap berkelompok untuk saling berdiskusi di waktu luang di beberapa tempat terpisah.
"Kebetulan di kompleks saya ini ada penjual minuman keras oplosan bernama Untung (55) di Jalan Kalabar Blok J Perumahan Kodau sejak setahun lalu. Tapi dua bulan belakangan muncul pesaingnya," kata dia.
Persaingan bisnis, kata Suryadi, diduga memicu Untung nekad menambah kadar metanol pada minuman keras oplosannya.
Sejak saat itu, kata dia, korban meninggal dunia mulai berjatuhan di Kompleks Kodau.
Korban pertama bernama Imron meninggal dunia usai berpesta miras oplosan pada Jumat (13/4). Namun keempat korban lainnya justru kembali minum miras oplosan dari Untung pada Sabtu malam (14/4).
Keempat korban mulai menunjukan gejala kerusakan organ tubuh dan satu per satu mulai dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Baru pada Rabu (18/4) tiga korban lainnya tewas yakni Yopi Arnes, Herry Bayo dan Alvian. Baru pada hari ini abang saya (Hermadi) meninggal," kata Suryadi.
Hermadi tidak sadarkan diri pada Jumat (20/4) pukul 00.30 WIB dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Dokter bilang lambungnya pecah dan menjalar ke organ tubuh lain, sampai akhirnya dia meninggal subuh tadi," kata Suryadi.
Insiden ini memicu kemarahan keluarga korban yang langsung menggerebek kios enjualan miras oplosan milik Untung, dipimpin Suryadi.
"Saya marah abang saya meninggal gara-gara dagangan Untung. Saya panggil polisi sore tadi dan kita gerebek," kata dia.
Saat ini untung bersama sejumlah barang bukti sudah disita Polsek Jatiasih.
"Minuman ini dikenal dengan sebutan teh pucuk, karena warnanya coklat campuran madu. Minuman itu dioplos mengunakan metanol, madu dan ciu," kata dia.
Dua pekan terakhir tujuh warga di Kecamatan Pondokgede dan Kecamatan Bekasi Selatan tewas diduga akibat miras olposan. Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kematian 12 korban dengan meneliti jasadnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018