Maracaibo, Venezuela (ANTARA News) - Pengalaman mencecap kekalahan setelah melewati perjuangan di lapangan hijau agaknya melukiskan salah satu sisi kehidupan, yakni kesedihan mendalam layaknya dialami tim sepakbola Argentina yang berurai airmata di Copa America. Argentina kini sedang berurai airmata setelah dikalahkan 0-3 dalam pertandingan final Copa America yang diselenggarakan pada Minggu (Senin dini hari WIB). "Tidak ada kata yang dapat melukiskan semuanya ini, hanya kesedihan dan air mata," kata pemain belakang Argentina, Gabriel Heinze. Salah seorang pemain asuhan pelatih Alfio Basile itu juga mengatakan, "Hemat saya, kami telah bermain sebaik mungkin dalam Copa America ini. Pertanyaannya, apa yang masih kurang? Apakah kami telah berbuat kekeliruan? Kami telah memberikan segalanya. Pengorbanan, tekad, dan profesionalisme...Bahkan segalanya telah dikalahkan hanya karena sepakbola." Kapten Argentina, Roberto Ayala, memang sedang tidak beruntung dalam pertandingan di Maracaibo itu. "Mereka (tim Brazil) mencetak gol dengan begitu cepat. Dan gol kedua juga lahir dari ketidakberuntungan kami. Ini semua membuat mereka mampu menguasai pertandingan," kata Ayala. Ia mengatakan timnya berharap dapat bangkit dalam babak kedua, tetapi Brazil justru "mendominasi". Seperti Heinze, Ayala menekankan bahwa kalah di final "tidak menghapus kesempatan Argentina untuk kembali bangkit dalam turnamen selanjutnya". Pernyataan ini agaknya menjadi pelipur duka karena hampir seluruh jalannya pertandingan, tim Argentina tidak mampu menguasai permainan. Sementara tim Brazil tidak diperkuat oleh dua pemain top, yakni Ronaldinho dan Kaka. Esteban Cambiasso mengatakan, "Hasil pertandingan itu justru menunjukkan jalannya pertandingan." "Brazil telah memenangi pertandingan. Kami merasa reduk redam di ruang ganti." Bintang muda Lionel Messi juga mengemukakan bahwa Brazil mendominasi pertandingan. "Kami tidak pernah mampu menguasai pertandingan. Kami sedang tidak beruntung," katanya. Argentina drencanakan segera kembali ke Buenos Aires pada Senin waktu setempat, demikian laporan DPA. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007