Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Muhaimin Iskandar MSi membantah ingin melawan Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjatuhkannya dari posisinya di PKB saat ini. "Masak, saya melawan Gus Dur. Saya ini siapa?. Apa kepentingan saya?. Karena itu, saya akan klarifikasi dengan bertemu Gus Dur dalam 1-2 hari ke depan," ujarnya usai melakukan ziarah ke makam Sunan Ampel di Surabaya, Senin. Didampingi Ketua FKB DPR RI H Effendy Choirie, ia mengemukakan hal itu, menanggapi pernyataan Gus Dur di Surabaya (15/7) bahwa Muhaimin bersikap "double standard" dengan PKB dan SBY serta ingin "mendongkrak" dirinya. "Dia (Muhaimin) itu bersikap `double standard`, dia menjadi alat orang lain, yaitu SBY, untuk mendobrak saya. Itu kenyataannya," ujar Gus Dur di ruang VVIP Bandara Juanda, Surabaya (15/7), menjelang kunjungan ke Blitar. Menurut Muhaimin yang keponakan Gus Dur itu, dirinya akan berusaha mempertemukan orang yang diduga melaporkan macam-macam tentang dirinya kepada Gus Dur, dengan dirinya dan Gus Dur. "Mana buktinya, saya melakukan itu (serangkaian pertemuan untuk menggusur Gus Dur). Kalau saya dianggap `double standard` (bermuka dua) dengan SBY juga, mana buktinya," ucapnya. Ditanya pers tentang kemungkinan adanya pihak ketiga dari luar PKB yang menyusup ke PKB untuk menciptakan konflik demi keuntungan pribadi, Muhaimin mengaku, akan menyelidiki kemungkinan itu. "Akan saya selidiki (kemungkinan itu), saya nggak tahu. Tapi akan saya selidiki," paparnya sesaat menjelang keberangkatan dari Masjid Ampel ke Sidoarjo untuk menengok korban lumpur Lapindo. Tentang kemungkinan muktamar luar biasa (MLB) untuk menggantikan dirinya bila dianggap "mbalelo" (membangkang), ia menyatakan, hal itu harus sesuai dengan aturan, yakni disepakati 50 persen cabang PKB se-Indonesia. "Sudahlah, saya nggak akan komentar panjang soal itu (MLB)," tegasnya. Menimpali pertanyaan wartawan tentang konflik PKB itu, Ketua FKB DPR RI H Effendy Choirie yang juga mantan wartawan itu menilai, pertanyaan yang sama seperti itu sudah ditanyakan wartawan dari pagi hingga sekarang (Tuban, Gresik, Surabaya). "Dari pagi, pertanyaannya kok itu-itu terus," ucapnya, sambil tertawa.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007